KEBAHAGIAAN BAGI YANG MERESPONS FIRMAN

 

Lemah Putro, Minggu, 24 Januari, 2021

Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Hendaknya kita tetap ada persekutuan dengan Tuhan dan mengimani Firman-Nya yang kita dengar dan baca walau dibatasi dengan waktu. Tak dapat disangkal kita selalu menjumpai peristiwa-peristiwa yang datang dan pergi (come and go) dalam kehidupan kita.

Bagaimana dengan peristiwa yang tertulis dalam Alkitab? “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet…..Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet lalu pulang kembali ke rumahnya.” (Luk. 1:39,56)

Ternyata Maria juga mengalami peristiwa datang ke Yehuda dan pergi/pulang ke Nazaret. Bagaimana dengan kita yang “datang” beribadah (walau online) dan “pergi” seusai ibadah? Apakah kita datang memberi shalom dan pergi/pulang juga membawa shalom dari-Nya?

Kita telah membahas tentang respons terhadap Firman Tuhan – positif, cuek bahkan negatif – namun apa pun bentuk respons yang timbul, Firman Tuhan tetap akan digenapi.

Peristiwa di atas ini bukan sekadar cerita sejarah yang ditulis oleh Dokter Lukas kepada Teofilus supaya percaya bahwa apa yang ditulis olehnya itu benar. Hendaknya kita juga mengamini kebenaran dari tulisan Dokter Lukas ini.

Apa maksud dan tujuan Maria pergi ke rumah Zakharia-Elisabet dan tinggal bersama mereka selama ± 3 bulan? Apa yang dilakukannya sehingga ia betah tinggal lama di sana? Bukankah ketika kita bepergian (travelling), setelah 2-3 minggu kita sudah kangen rumah kita (home sweet home)? Lebih parah lagi ketika mendengarkan Firman Tuhan yang lebih panjang dari biasanya, kita sudah gelisah dan tidak lagi fokus mendengarkannya dengan alasan banyak kesibukan yang harus dikerjakan!

Sesungguhnya, semakin sering kita membaca Alkitab dengan rendah hati, semakin kuat iman yang kita peroleh sebab Firman Allah berbicara mengenai kehidupan kekal bukan tentang filosofi dunia yang bersifat sementara. Oleh sebab itu jangan beribadah hanya untuk memenuhi syarat agama dan liturgi gereja.

Apa yang terjadi ketika Maria datang dan memberi salam kepada Elisabet? Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet penuh dengan Roh Kudus (Luk. 1:41). Ini adalah hasil perjumpaan orang-orang yang merespons Firman Tuhan dengan baik. Roh Kudus berkarya dalam hidupnya.

Dalam tulisan sebelumnya, Dokter Lukas sudah menyinggung kepenuhan Roh Kudus pada Yohanes (Pembaptis) sejak dalam rahim ibunya (Luk. 1:15). Roh Kudus juga akan turun atas Maria dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaunginya sebab anak yang akan dilahirkannya disebut kudus, Anak Allah (ay. 35). Janji Allah digenapi ketika Elisabet bertemu dengan Maria, Elisabet dan janin (Yohanes) dalam kandungannya dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus mengawali kehidupan mereka sebab Roh Kudus akan memimpin mereka ke dalam seluruh (bukan sebagian) kebenaran.

Lazimnya ketika berkunjung ke rumah orang yang lebih tua, kita (orang muda) tidak datang dengan tangan kosong tetapi membawa buah tangan untuk menyenangkan mereka dan tidak jarang pula ketika pulang kita juga diberi sesuatu oleh mereka. Bagaimana dengan Maria? Ternyata Maria berangkat ke pegunungan dengan tergesa-gesa (went into the hill country with haste) menuju sebuah kota Yehuda. Dapat dibayangkan seorang gadis berumur ± 14 tahun (sudah dewasa menurut tradisi Yahudi) meninggalkan Nazaret dengan tergesa-gesa menuju rumah Elisabet di Yehuda berjarak ± 130 km yang mungkin makan waktu 3-4 hari! Untuk apa? Maria telah diberitahu oleh malaikat Gabriel bahwa Elisabet, sanaknya, yang mandul itu sedang mengandung anak laki-laki pada hari tuanya dan kandungannya sudah bulan keenam (ay. 36).

Maria menurut apa yang dikatakan oleh malaikat serta percaya Roh Kudus memenuhinya dan benih Ilahi (Logos = Firman) yang menjadi daging mulai tumbuh dalam kandungannya. Sebagai gadis lugu yang tidak mengerti apa- apa tentang kehamilan, dia penasaran ingin mengetahui lebih banyak tentang peristiwa kehamilan dari Elisabet yang sedang mengandung enam bulan. Karena mereka berdua ada Roh Kudus, tidak sulit terjalin komunikasi di antara mereka dan Maria merasa nyaman mendengarkan pengalaman orang tua dan belajar darinya. Persekutuan mereka berlangsung cukup lama (tiga bulan). Masing-masing pasti menceritakan tentang hal-hal penting yang dikatakan oleh malaikat berkaitan dengan maksud dan tujuan dari kehamilan – Elisabet akan melahirkan Yohanes yang berjalan mendahului Tuhan untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya sementara Maria akan melahirkan Yesus yang kelak menjadi Raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.

Terbukti salam/shalom dari Maria yang keluar dari lubuk hati (bukan basa-basi) berdampak Elisabet penuh dengan Roh Kudus dan janin yang dikandungnya melonjak kegirangan. Tentu Elisabet tidak pernah berpikir akan menerima kebahagiaan dari anak muda yang tidak berpengalaman sama sekali.

Aplikasi: ketika hati kita dimeteraikan Roh Kudus dan mengimani Firman Tuhan, tutur kata kita akan berdampak positif bagi orang di sekitar kita. Jujur, kita lebih mendengarkan perkataan orang terhormat dan terpelajar yang dianggap lebih banyak pengalaman dan ilmu ketimbang omongan anak muda. Bukankah ada pula yang mendengarkan khotbah (online) sini sana yang malah membingungkan karena tafsirannya berbeda-beda? Elisabet yang mengandung enam bulan dipenuhi Roh Kudus hanya mendengarkan perkataan salam dari Maria.

Apa respons Maria mendengar seruan Elisabet yang mengatakan, “Berbahagialah ia (= Maria, Red.) yang telah percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana.”? Di dalam kesucian dan percayanya kepada Tuhan, Maria menyanyikan lagu memuliakan Dia yang telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sebagai seorang dokter, Lukas mengerti kandungan Elisabet (tua) sudah memasuki usia sembilan bulan sementara Maria mengandung tiga bulan ketika balik pulang ke rumahnya di Nazaret. Dia pulang membawa shalom yang didapatkannya selama tinggal bersama Elisabet. Tentu perjalanan pulang Maria tidaklah secepat dan semudah keberangkatannya karena ada perubahan fisik yang memengaruhinya. Umumnya kehamilan tiga bulan pertama ditandai dengan: mual, mudah lelah, ngantuk, perubahan berat badan, moody dll.

Implikasi: manfaatkan waktu ketika Firman Tuhan datang dan Roh Kudus memenuhi kita serta Tuhan bekerja dalam hati untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan kita menjadi lebih rajin membaca Firman, suka memuji Tuhan, bersaksi dst.

Sudah tiba waktunya Elisabet melahirkan bayi Yohanes yang kelak membawa berita pertobatan dan pemulihan orang tua dan anak sementara Maria pulang membawa shalom dalam hati dan kandungan bayi Yesus (= Yehovah is salvation) semakin besar yang kelak menjadi Penyelamat manusia.

Keubahan fisik Maria tidak lagi dapat disembuyikan ketika dia pulang ke Nazaret dan Yusuf mengetahui hal ini. Apa responsnya? Yusuf yang belum resmi hidup serumah dengan Maria diam-diam bermaksud menceraikan Maria tetapi malaikat Tuhan mencegah rencananya melalui mimpi (Mat. 1:19-20). Ini risiko Maria yang mengalami kebahagiaan dalam shalom. Ternyata tidak semua orang merespons shalom dengan sukacita. Namun kuasa Allah menaungi Maria yang mempertahankan sukacita keselamatan, akhirnya hidup nikah dia dengan Yusuf tetap utuh.

Aplikasi: hendaknya kita mempertahankan shalom seusai mendengarkan Firman Tuhan dan tidak mudah terpancing emosi menghadapi masalah sedikit yang membuat sukacita dan shalom hilang. Kebahagiaan shalom tidak selalu dirasakan secara fisik dan main perasaan juga damai sejahtera dari Tuhan tidak boleh dikikis oleh kondisi di sekitar kita. Sebaliknya, damai dan keselamatan dari Tuhan justru menetralkan keadaan dunia yang penuh dengan kebencian, perpecahan, kekacauan dll.

Maria terus berpegang pada janji Tuhan dan menjaga kandungannya yang makin membesar. Dampaknya, dia melihat Tuhan menyatukan nikahnya juga nikah Elisabet.

Bagaimana dengan perjalanan hidup kita? Bila kita merespons Firman Tuhan dengan baik, kita mengalami kebahagiaan dan sukacita keselamatan yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Percayalah bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil dan pegang janji-Nya karena Ia selalu menggenapinya. Amin.

 

Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI