MENGAPA KAU MEMILIHKU?

Perempuan Samaria itu termangu-mangu tidak mengerti… hatinya berkata, “Mengapa Dia mau berbicara dengan aku padahal Dia tahu segala sesuatu yang kubuat? Aku bukanlah wanita yang baik…..sejak saat itu aku merasakan sukacita melebihi semuanya mengalir di hatiku.”

“Mengapa Dia memilihku?”, tanya Zakheus, si pemungut cukai, dalam hatinya. “Ia meng-hampiriku dan berkata mau makan di rumahku ketika orang lain membenciku dan men-jauhiku. Aku merasakan sesuatu terjadi dalam diriku. Uang tidak lagi berarti bagiku!”

“Bagaimana mungkin Kau mengampuni semua dosaku?” tangis perempuan berdosa itu di kaki Yesus. Minyak mahal sebagai harta yang dimilikinya dipecahkan, air matanya membasahi kaki-Nya kemudian disekanya dengan rambutnya. Ia begitu berterima kasih kepada Yesus. Semua orang memandangnya sebagai wanita berdosa dan menjijikkan namun Tuhan memandangnya sebagai “sebuah harta yang perlu diselamatkan”.

“Bagaimana Yesus yang kubenci dapat mengasihiku, orang yang paling berdosa ini?” kata Paulus setelah mengetahui siapa Yesus sebenarnya. Yesus begitu mengasihi manusia. Menganiaya manusia yang dikasihi-Nya berarti menganiaya Dia. Sejak saat itu pedoman hidupnya adalah “Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntunganku”. Ia rela teraniaya bagi Kristus dan kematian adalah keuntungan-nya karena ini akan mempertemukan dia dengan orang yang paling berharga dan paling dikasihinya untuk hidup bersama-Nya selama-lamanya.

“Mengapa Kau memilihku, orang berdosa ini, Yesus?” pertanyaan itu mungkin merupakan pertanyaan kita juga. Dan Yesus akan men-jawab, “Hanya karena kasih karunia-Ku dan Aku sangat mengasihimu…” (VS)