• Mempelajari Kisah Para Rasul (2)
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/artikel/832-mempelajari-kisah-para-rasul-2

 

Mempelajari Kitab Para Rasul Secara Eksistensial
Setelah mempelajari Kitab Para Rasul berdasarkan sejarah, kini kita perlu memusatkan pikiran kita tentang mengapa Pengarang Ilahi itu menginginkan kita untuk memiliki dan membaca buku ini. Saat kita mempelajari tahap kedua ini kiranya kita tidak meninggalkan penjelasan bagian pertama. Selain itu kita juga mencari apa maknanya bagi kehidupan kita saat ini. Oleh karena itu baiklah kita berpindah dari makna sejarah kepada makna eksistensial untuk mencari tahu makna apa yang diajarkan kepada kita tentang Allah.

Kitab Penghubung
Kitab Para Rasul adalah penghubung antara empat Injil dengan surat-surat para Rasul. Bayangkan jika Perjanjian Baru tanpa Kisah Para Rasul! Akan ada begitu banyak hal yang sukar untuk dimengerti. Banyak orang dan gagasan ditulis dalam surat-surat para rasul tanpa keterangan yang jelas. Nama orang-orang kunci dan tempat-tempat penting menjadi tidak dikenal tanpa adanya Kitab Para Rasul antara lain:

1. PAULUS
Sebagian besar dari surat-surat dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Rasul Paulus. Siapakah dia? Paulus tidak termasuk dalam dua belas rasul dan namanya pun tidak disebut dalam empat Injil. Tanpa Kisah Para Rasul, kita tentu hanya mengetahui sedikit tentang siapa Paulus, bagaimana pertobatan dan kehidupan barunya baik yang ditujukan kepada gereja-gereja maupun perorangan.

2. BAPTISAN AIR
Hal lain yang dihubungkan dengan Rasul Paulus ialah mengenai baptisan orang percaya. Baptisan Air digambarkan dengan jelas hanya dalam Kisah Para Rasul. Kalau kita membaca surat-suratnya, ketika Paulus berbicara tentang baptisan, dia sering mengatakan, “Tidak tahukah kamu bahwa ketika kamu dibaptis kamu dibaptis dalam kematian-Nya?” Dia tidak mengatakan “baptisan” tersebut dengan kata “air.” Hal ini sering menimbulkan perdebatan bahwa Paulus mengajarkan tentang baptisan air dan yang dimaksud dengan “Baptisan dalam Kristus” hanya bersifat spiritual saja. Namun, dalam Kisah Para Rasul kita membaca bahwa Rasul Paulus sendiri dibaptis dan dia menyuruh petobat-petobat baru untuk dibaptis juga. Setelah mempelajari Kisah Para Rasul, kita makin mengerti bahwa saat dia menyebut “baptisan” yang dimaksud adalah baptisan dalam air.

3. BAPTISAN ROH KUDUS
Frasa “dibaptiskan dalam Roh Kudus” muncul di empat Injil namun tidak satu Injil pun menjelaskan apa arti baptisan itu dan bagaimana keadaan seseorang saat dibaptis dalam Roh Kudus. Jika Anda mencarinya dalam surat-surat para rasul, Anda pun kecewa. Dalam 1 Korintus 12:13, Rasul Paulus menggunakan frasa “Sebab dalam satu Roh kita semua dibaptis menjadi satu tubuh…” namun dia tidak menjelaskan apa arti baptisan itu dalam praktiknya. Hanya dalam Kisah Para Rasul dijelaskan apa arti baptisan dalam Roh Kudus.

4. HUKUM MUSA
Selain itu Kisah Para Rasul juga menolong kita untuk mempertimbangkan bagaimana pendekatan kita kepada Taurat Musa di zaman kita sekarang. Bagaimana kita dapat mengerti mengapa orang Kristen tidak lagi terikat padanya. Hukum Musa memiliki 613 peraturan berbeda karena itu kita harus mempunyai kejelasan yang mana dari peraturan-peraturan itu yang masih dan yang tidak berlaku lagi. Kita dapat mempelajari apakah kita masih terikat dengan hukum-hukum tersebut. Misal: terjadi perdebatan yang cukup seru tentang sunat dalam Kisah Para Rasul 15 kemudian ditetapkan bahwa orang-orang Kristen tidak lagi terikat pada Hukum Musa namun masih terikat pada Hukum Kristus.

5. GEREJA
Kita mungkin terkejut mengetahui bahwa kata “gereja” telah menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dijelaskan oleh dokter Lukas. Jika kita membaca surat-surat para rasul, penulis hanya menuliskan bagaimana seharusnya sebuah gereja itu. Hanya dalam Kisah Para Rasul kita mempelajari apa sebenarnya sebuah gereja itu termasuk bagaimana mendirikannya, bagaimana para rasul menentukan siapa yang menjadi penatua dan bagaimana hubungan para rasul dengan gereja-gereja yang dibangunnya.

6. PERTOBATAN
Kisah Para Rasul sangat penting bagi kita karena dari kitab ini kita banyak belajar tentang jalan benar di mana orang-orang dilahirkan kembali. Keempat Injil hanya mencatat kejadian-kejadian sebelum penuangan Roh Kudus sedangkan tulisan dalam surat-surat para rasul ditujukan kepada gereja yang telah beriman kepada Kristus. Tidak ada yang memberikan contoh jelas bagaimana seseorang saat itu menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya; lagi-lagi hanya dalam Kisah Para Rasul kita mempelajari bagaimana para rasul membawa orang-orang untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan pola: pertobatan, iman, baptisan air dan baptisan Roh Kudus.

Teladan untuk masa kini

Kisah Para Rasul merupakan sumber informasi dan penjelasan walau sebenarnya lebih dari itu. Kita semua tentu merindukan gereja-gereja modern yang tumbuh dan masih memiliki kualitas seperti gereja mula-mula yang digambarkan oleh Lukas. Selain itu, Kisah Para Rasul merupakan satu-satunya sejarah gereja yang ada dalam Alkitab. Mungkin saja telah ditentukan Roh Kudus agar kita mengerti apa kehendak Allah bagi kita, gereja-Nya.

Dengan mempelajari Kisah Para Rasul, kita mengetahui contoh-contoh sikap baik yang harus kita tiru dan sikap-sikap tidak baik yang tidak seharusnya kita lakukan. Contoh yang baik: betapa bersatunya umat Tuhan dan bersemangatnya gereja masa itu juga pengabaran Injil dilakukan dengan berani dan penuh pengurbanan. Contoh yang tidak baik: kisah tentang Ananias dan Saphira yang tidak jujur kepada Roh Kudus atau Simon yang mau menggunakan kekuatan Roh Kudus untuk kepentingan diri sendiri.

Lukas juga menuliskan adanya perbedaan pendapat, perdebatan, perpecahan, kesalahan-kesalahan yang dilakukan, kemunafikan, persaingan, imoralitas, bidah tetapi juga pertumbuhan gereja awal yang luar biasa. Lukas memberi kita contoh-contoh yang tidak seharusnya kita lakukan juga teladan-teladan yang harus diikuti.

Kisah Para Rasul memberi kita teladan akan apa yang mereka lakukan dan bagaimana keadaan mereka.

Apa yang mereka lakukan

Mereka selalu berada dalam persekutuan yang hangat berpusatkan pada ajaran para rasul. Mereka bersatu dalam doa dan Roh Kudus memberi mereka kekuatan untuk keluar memberitakan Injil Kristus. Tulisan ini juga menceriterakan betapa mereka tanpa takut memberitakan Injil walau ditentang baik oleh orang Yahudi sendiri maupun oleh orang kafir. Kisah Para Rasul merupakan buku yang penuh dengan gerakan karya Allah dan pertumbuhan yang pesat dari gereja. Di setiap kejadian kita dapat merasakan karya Allah melalui Roh Kudus yang ikut bekerja dalam hidup para rasul.

Bagaimana keadaan mereka

Jemaat mula-mula merupakan orang-orang yang dipenuhi dengan sukacita karena mereka mengenal Allah dan tetap memuji-Nya sekalipun sedang berada dalam penjara. Mereka adalah orang-orang yang takut akan Tuhan, yang penuh harapan dan keberanian. Petrus dan Yohanes tidak menaati para pemimpin gereja Yahudi dan terus menginjil. Stefanus juga siap melawan mereka walau kemudian berakhir dengan kematian.

Kisah para rasul merupakan buku pegangan bagi para misionaris

Lukas menuliskan dalam kitab ini perkembangan kekristenan dari Yerusalem ke Romawi. Apa yang dituliskan menjadi buku pegangan bagi hidup berjemaat dan bagi pelayanan misi agar gereja dapat terus berkembang. Dokter Lukas bukan saja berhasil menunjukkan data kepada Teofilus agar sahabatnya, Rasul Paulus, dinyatakan tidak bersalah dalam sidang tetapi bagi kita tulisan ini pun memberikan arti yang besar. Allah melalui tulisan ini ingin agar kita mengerti bagaimana Dia bekerja dalam membangun Kerajaan-Nya sehingga siapa pun, di mana pun kita tinggal, kita mengetahui dengan jelas ke mana arah tujuan kita sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan dan doakan.

Sebenarnya judul yang paling komprehensif untuk buku ini adalah:

“Karya Allah melalui Yesus Kristus oleh Roh Kudus yang ada di dalam para rasul”