• PERCAYALAH ALLAH ADA BAGI KITA!
  • Mazmur 14
  • Lemah Putro
  • 2022-10-02
  • Pdm. Agus Muljono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1229-percayalah-allah-ada-bagi-kita-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Hendaknya Tuhan tetap hadir dalam kehidupan kita untuk memampukan kita bertahan menghadapi kondisi dunia yang serba tidak menentu ini serta belajar mengerti pesan Firman Tuhan untuk dipraktikkan dalam keseharian hidup kita.

Jujur, kita mungkin tidak mengenal seluruh jemaat dengan baik tetapi kita percaya mereka adalah orang percaya kepada Tuhan. Sebenarnya keberadaan Tuhan tidak perlu dipertanyakan lagi karena kita dapat melihat Dia melalui alam semesta yang diciptakan oleh-Nya.

Bagaimana pendapat pemazmur (Daud) menyangkut orang percaya yang mengakui adanya Tuhan? Ternyata dalam tulisannya, Daud mengatakan bahwa:

  • Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk (corrupt = rusak) dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.” (ay. 1)

Siapa orang bebal yang menyangkal keberadaan Tuhan dan tidak percaya Ia ada? Mereka adalah ateis yang menganggap pembicaraan tentang Tuhan adalah suatu kebodohan. Sebenarnya merekalah yang bodoh sebab mata mereka tertutup walau sadar melihat adanya ciptaan dunia yang pasti ada Penciptanya itulah Allah. Benarkah hati mereka tidak yakin akan keberadaan Allah?

Ilustrasi: seorang anak yang sejak kecil mendengar dan diajar tentang Yesus di rumah maupun di Sekolah Minggu tentu mempunyai iman/percaya kepada Yesus walau imannya masih kecil dan sederhana. Dengan berjalannya waktu ia tumbuh besar dan mendapat pendidikan sekuler, apakah dengan kondisi demikian dia kemudian berpaling tidak lagi percaya kepada Tuhan? Tidak! Kenyataannya, tidak seorang pun mudah berpaling kepercayaan dari Tuhan hanya gara-gara ilmu pengetahuan yang membuatnya lebih cerdas. Mungkin saja timbul keraguan bahkan menentang Tuhan tetapi bukan berarti mereka tidak percaya akan adanya Dia.

Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari suatu institusi di Amerika dengan menggunakan tes lie detector terhadap 1.000 responden. Mesin ini dapat memantau dengan akurat reaksi seseorang di dalam pikirannya – dapat mendeteksi adanya kebohongan atau kebenaran. Mereka harus menjawab pertanyaan “Apakah Anda percaya kepada Tuhan?” Jawabannya, mereka menyatakan diri orang ateis (tidak percaya adanya Tuhan) dan Tuhan hanyalah dongeng dan fantasi semata. Namun hasil tes membuktikan bahwa 90% gagal, artinya meskipun mulut mereka mengatakan tidak percaya kepada Tuhan, hati mereka sebenarnya percaya. Tentu kita tidak perlu menggunakan lie detector untuk mengetes apakah kita percaya kepada-Nya atau tidak. Alkitab menjadi tolok ukur iman kepercayaan kita kepada Tuhan.

Yang dimaksud orang bodoh/bebal di sini ialah kurangnya kecerdasan, sukar mengerti dan tidak cepat menanggapi sesuatu. Misal: seorang masuk ke dalam rumah yang terbakar untuk menginformasikan kepada pemilik rumah akan adanya kebakaran tetapi pemilik rumah yang menerima info tersebut tidak menanggapinya dengan baik dengan tidak bergerak cepat untuk memadamkannya. Ini namanya orang bodoh.

Mengapa orang bodoh tidak mengakui adanya Allah? Mereka memaksakan diri menyatakan tidak ada Tuhan karena mereka memilih gaya hidup busuk/rusak dan menjijikkan. Mereka mencoba membenarkan diri sendiri baik di dalam hati maupun di muka umum. Dengan menyatakan tidak adanya Tuhan maka tidak ada konsep mana yang benar dan mana yang salah. Dengan demikian tidak ada kebenaran yang hakiki, masing-masing memiliki kebenaran sendiri seturut kemauannya. Sesungguhnya jika Tuhan ada di dalam hati nurani, kepentingan diri sendiri menjadi tidak dominan. Itu sebabnya kebenaran Tuhan yang hakiki harus menjadi tolak ukur dan satu-satunya standar kebenaran juga keadilan. Perhatikan, moral dan keadilan berasal dari Firman Tuhan.

Orang bodoh berpikir jika dia tidak menyukai kebenaran dan keadilan Tuhan, dia tidak perlu melakukan kehendak-Nya. Untuk itu dia menyangkal dan menentang keberadaan Tuhan supaya semua kelakuannya dianggap baik-baik saja karena tidak ada acuan. Bukankah ini sesuai dengan ayat 1 yang mengatakan “tidak ada yang berbuat baik” (bnd. Rm. 3:26)?

Dalam Perjanjian Baru ditegaskan bahwa orang yang memiliki hati nurani memiliki Tuhan di dalam hidupnya (bnd. Kis. 24:16). Manusia yang menyangkal keberadaan Tuhan tidak dapat menjawab tentang penciptaan, tentang keteraturan dan akurasi sistem tata ruang yang ada di dunia ini, tentang susunan DNA dari manusia yang sangat rumit dst.

  • “TUHAN (the LORD = Tuan, Tuhan) memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah (God).” (ay. 2)

TUHAN memandang dari Surga untuk melihat apakah anak manusia berakal budi (berakal sehat). Orang yang berakal budi adalah orang yang bijaksana; dia memiliki kecerdasan alami yang karuniakan Tuhan kepadanya. Untuk apa Tuhan ingin tahu apakah ada orang memanfaatkan akal sehatnya? Untuk mencari Dia agar mereka dapat berfungsi dan bergerak menuju kebenaran-Nya.

Tuhan memandang/melihat dalam-dalam bagaimana seseorang berpikir dengan akal sehat melakukan perintah-Nya dan mengenal-Nya lebih dalam. Benarkah mereka mencari-Nya dengan sungguh-sungguh dan mendesak seperti orang sedang menuntut untuk mendapatkan-Nya? Perhatikan, di awal disebut TUHAN (the LORD) diakhiri dengan sebutan God (Allah).

The LORD menunjukkan posisi TUHAN sebagai Tuan yang memiliki kuasa lebih tinggi sementara GOD menunjukkan posisi TUHAN sebagai Allah yang berkuasa menghakimi (1 Kor. 4:4). Orang berakal sehat akan berusaha mengetahui bagaimana dapat hidup melayani Tuhan, mengetahui apa yang Tuhan tuntut dari kehidupannya untuk dilakukan, apa tujuan Tuhan di dalam kehidupannya. Dia akan menjalankan itu semua dengan hasrat dan semangat berapi-api agar diperkenan oleh-Nya.

  • “Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat (corrupt = rusak), tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.” (ay. 3)

Ayat ini berbicara tentang norma dan moral yang tidak lagi ditemui di masyarakat. Bukankah sikap ini terjadi di masyarakat dunia saat ini? Begitu cepat orang menjadi rusak moralnya dan mereka bertindak keji? Ingat, semua ini dimulai dengan cara mereka berpikir karena tidak mencari Tuhan tetapi malah berpaling dari-Nya.

  • “Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti makan roti dan yang tidak berseru kepada TUHAN?” (ay. 5)

Siapa pekerja kejahatan yang dimaksud oleh Tuhan? Mereka adalah orang yang menyangkal Tuhan, tidak mengakui keberadaan-Nya, hidup rusak/bejat, keji dan menghalalkan segala cara karena mereka hidup menurut kebenaran diri sendiri. Mereka hidup mengejar keinginan nafsu sendiri.

Aplikasi: hendaknya kita mengakui adanya Tuhan di dalam hati dan pikiran kita serta mewujudkannya dalam keseharian hidup menurut kebenaran Tuhan. Marilah kita menyatakan kasih Tuhan dengan mengasihi sesama dan peduli akan kepentingan mereka seperti telah diteladankan oleh Yesus. Kita berpikiran seperti yang terdapat dalam Kristus Yesus yang rela merendahkan diri hingga mati disalib demi manusia berdosa (Flp. 2:5- 8). Kita “mati” agar menjadi berkat bagi orang lain. Gaya hidup Yesus harus menjadi gaya hidup kita juga yaitu menjadi berkat bagi orang lain. Kita “mimicking Christ”, maksudnya meniru apa yang Tuhan lakukan.

Apa yang dilakukan oleh pelaku-pelaku kejahatan itu? Mereka memakan habis umat Tuhan seperti memakan roti, artinya mereka mengeksploitasi dan mengambil keuntungan orang lain dengan cara yang tidak wajar. Namun mereka menganggap perbuatan mereka itu wajar seperti makan roti yang lazim dikonsumsi tiap hari. Siapa yang mereka rugikan? Umat Tuhan. Namun jangan lupa Tuhan akan memperhitungkan perbuatan mereka pada hari penghakiman nanti.

Perhatikan, pelaku-pelaku kejahatan ini begitu egois hanya mementingkan diri sendiri dan ini membawanya pada sikap hidup paranoid. Apa itu sikap paranoid? Sikap hidup tidak mudah percaya kepada orang lain, gampang curiga dan tidak realistis. Mereka berasumsi orang lain juga melakukan hal yang sama yaitu mengeksploitasi seseorang untuk kepentingannya sendiri.

  • “Di sanalah mereka ditimpa kekejutan (fear = ketakutan) yang besar sebab Allah menyertai Angkatan yang benar.” (ay. 5)

Akibat perilaku dan gaya hidup mereka yang rusak dan jahat, mereka hidup dalam ketakutan karena sebenarnya hati nurani mereka menyadari adanya keberadaan Tuhan yang benar dan kudus. Mereka hidup bergelimang dosa dan kejahatan yang mana kekudusan dan kebenaran tidak ada di dalam diri mereka. Akibatnya, mereka hidup di dalam kerisauan, ketakutan dan ketidakdamaian. Satu hal lagi yang mereka ketahui yaitu adanya hari penghakiman ketika masing-masing orang harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Penghakiman merupakan evaluasi dari segala perbuatan yang dilakukan semasa hidup untuk menghasilkan keputusan bebas atau menjalani hukuman mati kekal dan Allah akan berkedudukan sebagai Hakim yang adil dan benar. Oleh sebab adanya hari penghakiman inilah orang-orang bebal ini hidup dalam ketakutan.

  • “Kamu dapat mengolok-olok maksud (counsel = nasihat) orang yang tertindas tetapi TUHAN adalah tempat perlindungannya.” (ay. 6)

Mereka yang menyangkal Tuhan sering mempermalukan, menolak nasihat dan pengarahan dari orang-orang yang menderita karena ditindas oleh dunia. Namun Ia menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang mau menjalankan nasihat dan instruksi dari-Nya. Ini merupakan hikmat dari Tuhan yang diberikan kepada siapa pun yang mau menuruti (perintah) Firman Tuhan. Ia akan menempatkan kita di tempat yang aman dalam perlindungan-Nya dan Ia menjadi Pembela kita.

  • “Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya mka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita.” (ay. 7)

Mazmur 14 ini diakhiri dengan pernyataan yang memberi semangat dan menguatkan kita bahwa tidak hanya penghakiman yang akan datang tetapi Tuhan juga menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya serta terjadinya pendirian Kerajaan Allah. Tuhan akan datang dan mengatur segala sesuatu dengan sempurna untuk ketertiban yang akan kita alami di dalam Kerajaan-Nya.

Keselamatan akan datang dari Sion. Harus diakui melihat kondisi masyarakat kita yang makin dikuasai oleh kebebalan dan kerusakan moral membuat kita pesimis dan tak berharapan. Mereka lebih suka berbuat kejahatan ketimbang mencari Tuhan. Namun pengharapan akan datangnya keselamatan dan Kerajaan Allah mengubah pesimisme menjadi sorak sorai dan sukacita karena Allah akan membangkitkan dan menyelamatkan bukan hanya orang Israel jasmani tetapi juga kita, Israel rohani, yang telah menerima ketebusan dari-Nya. Bahkan bagi orang bodoh yang saat ini menyangkal keberadaan Tuhan masih ada kesempatan untuk diselamatkan asal mereka mau bertobat, mau mengakui adanya Tuhan dan berbalik dari perbuatan keji mereka untuk melakukan nasihat Tuhan di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Percayalah bahwa Tuhan ada bagi kita dan setialah kepada-Nya. Jangan tumpukan masalah yang kita hadapi membuat kita meragukan keberadaan Tuhan dan pertolongan-Nya! Lakukan apa yang benar dan percayalah maka Tuhan akan menyatakan diri-Nya kepada kita! Dengan demikian Nama Tuhan makin dipermuliakan dan kita bersukacita karena Ia menjadi tempat perlindungan kita. Amin.