Ingat, Kita Dahulu Mati Dalam Dosa

Pdt. Paulus Budiono, Minggu, Johor 18 Maret 2018

Shalom,

Kita sangat menikmati lagu ‘Bawaku lebih dalam, masuk dalam hadirat-Mu, lebih lagi lebih lagi, menikmati kemuliaan-Mu, penuhiku Roh Kudus, dengan kuasa urapan-Mu, lebih lagi lebih lagi, sampai Roh-Mu menguasaiku’. Pertanyaannya, sudahkah kita mengenal Roh Kudus? Dan layakkah kita menerima Roh Kudus? Mengapa timbul pertanyaan seperti itu? Sebab Efesus 2:1-3 mengingatkan, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalam-nya karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa (air = udara), yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai sama seperti mereka yang lain.”

Sadarkah kita bahwa kita dahulu mati, siapa/apa yang membuat kita mati?

  • Pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa,
  • Mengikuti jalan dunia,
  • Menaati penguasa kerajaan angkasa.

Sudahkah kita bangkit/hidup sekarang? Siapa yang membangkitkan kita dari kemati-an? Di dalam Yesus Kristus kita beroleh pengampunan dosa dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan (Ef. 1:7). Dengan percaya akan Injil keselamatan, kita dimete-raikan dengan Roh Kudus (ay. 12). Bila Roh Kudus berdiam dalam kita, kita pasti membenci roh-roh yang membuat kita pernah mati.

Logikanya, orang mati sudah tidak lagi memiliki perasaan dan tidak dapat melakukan kegiatan/aktivitas apa pun. Kematian tidak mengenal usia (tua-muda), gender (laki-perempuan), latar belakang (kaya-miskin; pandai-bodoh) dan cara kematian yang datang juga bermacam-macam (melalui penyakit, kecelakaan, bencana alam, mati mendadak tanpa ada tanda-tanda serius sebelumnya dst.). Kesaksian: si Pembicara mengalami beberapa kali bayang-bayang kematian dan telah dioperasi sebanyak tujuh kali. Jika beliau diberi perpanjangan umur hingga saat ini, sungguh ini merupakan kasih karunia Tuhan semata. Untuk itu beliau harus menjaga pola hidup sehat (istirahat cukup dan mengonsumsi makanan sehat) agar tetap dapat melakukan tugas pelayanan dengan baik.

Untuk apa Allah membangkitkan kita dari kematian (rohani)? Efesus 2:10 menegas-kan, “Karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya.”

Kita dibuat/diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:27) dan di dalam-nya ada kuasa kehidupan. Ia tidak menghendaki kita mati kekal dalam dosa sebab Ia telah mempersiapkan kita untuk melakukan perbuatan baik. Dengan kehidupan baru yang kita miliki, kita harus hidup hati-hati; Rasul Paulus mengingatkan berdasarkan pengalamannya bahwa dia ingin berbuat baik tetapi yang diperbuat justru yang tidak dikehendakinya (Rm. 7:19).

Waspada, upah dosa ialah maut (Rm. 6:23). Tuhan mau kita berbuat baik menurut ukuran-Nya karena kita adalah ciptaan baru tanpa noda namun bila kita kurang/tidak hati-hati, ‘penyakit lama’ akan kambuh dan kita harus menanggung akibatnya itulah kematian. Contoh: Adam dan Hawa tidak langsung mati meskipun Allah mengatakan, “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya sebab pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati.” (Kej. 3:19) Adam hidup hingga berumur 930 lalu mati (Kej. 5:5). Akibat dosa, setiap manusia ditentukan untuk mati dan tidak ada seorang pun dapat menghindar/mencegahnya tetapi Tuhan memberikan jalan kelepasan luar biasa.

Jika roh penguasa di udara mematikan (rohani) kita, Allah yang membangkitkan Yesus membangkitkan kita oleh kuasa-Nya (Rm. 8:9-11; 1 Kor. 6:12-20). Perhatikan, tidak ada seorang pun mampu (dengan cara apa pun) menahan kehidupan yang Tuhan berikan. Apakah dengan tubuh kebangkitan ini kita boleh bermain-main dengan dosa? Sama sekali tidak boleh!

Rasul Paulus mengingatkan kita dahulu sudah mati dan terjual oleh dosa karena pelanggaran dan kejahatan kita (Yes. 50:1; Rm. 7:14-17,24,25). Jelas, kita perlu diingatkan masa lalu kita supaya kita tidak hidup sembrono dan tahu bahwa kita telah dipilih sebelum dunia dijadikan supaya kita hidup kudus tak bercacat di hadapan-Nya (Ef. 1:4) agar satu kali kelak tinggal di Yerusalem Baru.

Untuk itu Rasul Paulus berdoa memohon kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus supaya jemaat Efesus (juga kita) diberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar (Ef. 1:17). Dengan demikian kita mengerti betapa besar pengharapan yang Dia berikan, betapa kayanya kemuliaan warisan yang ditentukan-Nya dan betapa hebat kuasa-Nya yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di Surga (ay. 18-20). Ia mau supaya kita ingat siapa kita dahulu (Ef. 2:1-3) untuk tidak mempermainkan berkat kekayaan Surgawi. Dengan demikian, kita dapat membedakan dahsyatnya kematian kekal dalam api neraka dan dahsyatnya kebangkitan untuk masuk ke Yerusalem baru mewarisi apa yang telah dijanjikan-Nya.

Perhatikan, jangan menyepelekan dosa sekecil apapun sebab akibatnya sangat fatal! Tampaknya Adam-Hawa hanya makan buah larangan dan Allah mengampuni mereka dengan membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka (Kej. 3:21) tetapi sejak itu semua manusia hidup dalam dosa dan tidak ada seorang pun yang benar (Rm. 3:10,23). Waspada, siapa berbuat dosa, dia sendiri harus menanggung akibatnya dan dosa ayah tidak diwariskan kepada anak (Rm. 5:12-21). Itu sebabnya ada raja yang cinta Tuhan sampai akhir hayatnya (Yotam; 2 Taw. 27:2,6) tetapi anaknya menyembah berhala (Ahas; 2 Taw. 28:1-4) dst. Kita perlu diingatkan dan mengingatkan sesama kondisi kita dahulu (mati dalam dosa) untuk tidak sombong bila dosa kita dihapus oleh-Nya.

Kita mempelajari lebih jauh apa penyebab kita mengalami kematian (rohani) yang mengerikan, yaitu:

  • Pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita.

Bentuk pelanggaran apa pun (kecil-besar) sama dengan melanggar Firman Tuhan. Meskipun kita tidak memakan buah larangan, kita tetap dapat berbuat dosa sebab dosa berkembang dari pelanggaran-pelanggaran kecil. Buktinya, anak kecil tanpa perlu diajari gampang sekali berbohong (tidak mau mengaku) jika ketahuan berbuat salah. Di hadapan Tuhan, tidak ada kategori bohong kecil atau bohong putih, bohong apa pun bentuknya tetap bohong jika tidak pernah ada pengakuan.

  • Kita mengikuti jalan dunia ini.

Harus diakui hidup kita dikelilingi dengan adat istiadat nenek moyang yang sudah berlaku ribuan tahun. Dari kecil kita sudah dijejali dengan primbon dan takhayul yang merasuk pikiran kita. Setiap suku/etnis memiliki adat kebudayaan dan kebiasaan yang dijalankan turun temurun. Bahkan kita mengaku orang Kristen tetapi masih mengikuti adat dan kebiasaan dunia, misal: percaya akan hari-hari baik dan memelihara hari, bulan, masa dan tahun tertentu (Gal. 4:10). Waspada, adat istiadat dapat membuat kita tenggelam lagi dalam kesalahan!

Rasul Paulus dengan tegas mengatakan, “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah… Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini…” (Rm. 12:1-2)

  • Kita menaati penguasa kerajaan angkasa (udara) yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (disobedience = ketidaktaatan).

Tuhan membuat kehidupan rusak menjadi baik; sebaliknya, roh penguasa kerajaan angkasa malah membuat hidup baik menjadi rusak. Itu sebabnya kita memerlukan bimbingan Roh Kudus agar kita mengenal Tuhan dengan benar dan berada di jalur-Nya.

Kita sudah menerima Yesus dan jangan biarkan roh jahat/Iblis masuk menguasai hati dan pikiran seperti terjadi pada Yudas Iskariot (Luk. 22:3) sehingga tega menjual Gurunya juga terjadi pada Ananias dan Safira sehingga mereka tidak jujur dalam soal uang (Kis. 5:3).

Kita harus menerima Roh Kudus dan hidup kita dikuasai oleh Roh Kudus sepenuhnya, jangan setengah-setengah, maka Roh Kudus akan memimpin kita untuk taat kepada Tuhan. Allah Bapa adalah cemburuan (Kel. 20:5) dan Yesus, Mempelai Pria Surga, cemburu kepada sidang jemaat yang adalah Mempelai wanita-Nya (2 Kor. 11:2). Sangatlah wajar bila suami/istri cemburu terhadap pasangan hidupnya agar tidak terjadi perselingkuhan. Bila dunia bisa cemburu terlebih Allah karena Dia menyelamatkan kita dengan penumpahan darah tak ternilai dari kematian Putra Tunggal-Nya. Tanpa pengurbanan Yesus Kristus, kita akan mengalami kematian kekal mengerikan oleh sebab kita tidak dapat melepaskan diri dari penguasa kerajaan angkasa/udara yang masih bekerja hingga sekarang. Jika roh jahat begitu agresif bekerja, kita malah sering membiarkan Roh Kudus diam dan tidak meng-izinkan berkarya untuk mengendalikan hidup kita. Dengan kata lain, kita mendukacitakan Roh Kudus.

Penguasa kerajaan udara ini terus ‘mencari mangsa’ sampai akhirnya dia ditangkap dan dilemparkan ke dalam lautan api, itulah kematian kedua (Why. 20:10). Kalau kita dahulu selalu menuruti kemauannya, sekarang kita harus berani melawannya. Berkat Surgawi yang kita terima dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus selalu terbaik tetapi jangan mentah-mentah menerima semua ‘berkat duniawi’ karena adanya penguasa di udara. Waspada, sering berkat jasmani mengalihkan kita untuk tidak beribadah karena kita sibuk menghabiskan/menggunakan berkat tersebut. Ini merupakan salah satu trik dari penguasa di udara agar kita lupa kepada Tuhan, Pemberi berkat, dan berada dalam kendali kuasanya lagi.

Saat ini Iblis bersama antek-anteknya yang menyesatkan seluruh dunia tidak mendapat tempat di Surga, mereka dilemparkan ke bumi (Why. 12:7-12). Jangan kita bermain-main dengan roh yang tidak dapat dilihat kasatmata! Mereka dapat dikalahkan oleh darah Anak Domba dan kesaksian kita (Why. 12:11).

Kesaksian apa yang memiliki kuasa mengalahkan Iblis? Bukan sekadar kesaksian berkat jasmani dan kesembuhan tetapi kesaksikan keselamatan yang kita terima di dalam Yesus Kristus dan janji hidup kekal dengan Roh Kudus menjadi jaminannya.

Masing-masing dari kita bertanggung jawab atas keselamatan kekal dan tidak dapat mengandalkan orang lain (pendeta/suami/istri/anak) yang lebih rohani. Undanglah Yesus untuk menetap di dalam hati kita sehingga pikiran kita fokus kepada perkara-perkara di atas! Buanglah semua pelanggaran dan dosa yang menyebabkan kita mati (rohani) dan putus hubungan dengan Tuhan! Tetaplah bersekutu dengan darah Anak Domba Allah dan dengan orang-orang kudus lainnya untuk satu kali kelak tinggal di langit dan bumi baru itulah Yerusalem Baru bersama Mempelai Pria Surga, Tuhan Yesus, selamanya. Amin.