Jadilah Pilar-Pilar Di Dalam Gereja Tuhan Wahyu 3:7-13

 

Minggu, Lemah Putro, 02 Juli , 2017

Pdm. Kasieli Zebua

 

Shalom,

Akhir-akhir ini 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI) begitu gencar disosialisasikan melalui media elektronik maupun media cetak untuk menghadapi tantangan dan serangan yang mengguncang keutuhan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal tertentu.

Tahukah Anda bahwa Alkitab juga menyebutkan pilar-pilar yang Tuhan persiapkan dan tetapkan sebagai tiang-tiang penopang di dalam gereja-Nya? Siapakah mereka? Wahyu 3:12 menuliskan, “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru (= pillar) di dalam Bait Suci Allah-Ku dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru yang turun dari sorga dari Allah-Ku dan nama-Ku yang baru.” Ternyata jemaat Filadelfia (juga kita) yang menang akan dijadikan pilar di dalam bait Allah.

Bagaimana latar belakang kota Filadelfia? Filadelfia yang terletak di Asia Kecil pada masa kejayaan Yunani didirikan di antara tiga bangsa yaitu: Misia, Lidia, dan Frigia. Misia sudah menerima kebudayaan dan bahasa Yunani sementara Lidia dan Frigia susah menerima kebudayaan Yunani. Untuk itu dibangunlah kota Filadelfia sebagai penghubung yang menjangkau Lidia dan Frigia agar mereka menjadi bagian dari kerajaan Yunani sekaligus menerima kebudayaan dan bahasa Yunani. Filadelfia termasuk kota yang cukup besar dan di sana ada jemaat-jemaat Tuhan.

 


 

Tuhan – Sang Firman – datang kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (termasuk jemaat Filadelfia) memberikan pujian juga mencela dan mengoreksi kekurangan mereka supaya mereka bertumbuh dewasa dan makin mengenal kehendak-Nya.

A. Bagaimana jemaat Filadelfia (juga kita) dapat menjadi pilar-pilar di dalam bait/gereja Tuhan?

Aplikasi: hendaknya kita suka memerhatikan gereja-gereja Tuhan di daerah terpencil yang mungkin luput dari perhatian pemerintah dan memberitakan Kabar baik untuk menguatkan mereka karena mereka juga termasuk anggota Tubuh Kristus.

Tuhan tahu semua kegiatan/pekerjaan mereka (juga kita), tidak ada satu pun luput dari perhatian-Nya. Jangan berkecil hati bila kita sudah sibuk bekerja melayani Tuhan tetapi merasa tidak ada orang peduli maupun memerhatikan kita. Ingat, Tuhan sangat jeli dan teliti, Ia memerhatikan segala pelayanan kita – besar maupun kecil; dilihat orang atau di belakang layar – dan tahu apakah kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh atau sekadar rutinitas.

Tuhan juga tahu kekuatan jemaat Filadelfia yang tidak seberapa, berbeda dengan kondisi jemaat Laodikia yang kaya raya. Perhatikan, Tuhan tahu persis kondisi kita baik kekuatan maupun kelemahan kita yang mungkin tidak diketahui oleh gembala dan penatua. Ia juga mengetahui apa yang dibutuhkan dalam pelayanan seperti kekurangan SDM/tenaga, dana dll. Untuk itu Ia datang menolong dan menjadikan kita tiang-tiang penopang – menjadi alat-Nya – di dalam Bait Allah bukan hanya setia dan tekun mendengarkan Firman-Nya (secara pasif).

Aplikasi: hendaknya kita tetap setia dan menuruti Firman Tuhan dan jangan pernah menyangkal Nama-Nya meskipun hari-hari ini kita menghadapi tantangan-tantangan besar dan berat menyangkut ekonomi, sosial, politik, agama dst. Untuk itu diperlukan perjuangan keras agar menjadi pemenang dan pilar yang kukuh dalam keluarga dan gereja.

Orang-orang Yahudi pada zaman itu merasa memiliki agama dan berpikiran mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah padahal sesungguhnya mereka tidak mengenal Dia. Mereka menjadi tantangan bagi jemaat Filadelfia namun Tuhan membuka jalan bagi jemaat Filadelfia dan menyerahkan pendusta-pendusta tersebut kepada mereka.

Bukankah saat ini kita menghadapi orang yang mengatakan beragama tetapi sesungguhnya mereka tidak mengenal kebenaran? Bahkan di dalam gereja pun menyatakan diri sebagai orang Kristen tetapi sebenarnya bukan Kristen sejati! Namun Tuhan membuka jalan/memberi kesempatan/peluang bagi kita untuk menjangkau orang-orang tidak beriman, orang-orang yang hanya mengaku beragama dan menjadi pengikut Kristus tetapi sesungguhnya tingkah laku mereka sama sekali tidak mencerminkan pengikut Kristus.

Aplikasi: kita mau dipakai Tuhan untuk menjangkau orang-orang di sekitar kita yang lemah iman atau tidak beriman sama sekali atau sulit mengenal kebenaran. Percayalah bila Kristus ada dalam kehidupan kita, kasih-Nya dapat menarik dan menyelamatkan mereka yang terhilang! Jangan hanya memikirkan diri sendiri sudah selamat, yang lain bukan urusan kita! Jadilah pilar yang menopang orang lain – orang tua menjadi penopang anak-anaknya, suami menjadi penopang bagi istri dst. – dan saling menopang satu dengan lainnya.

Tuhan mengingatkan jemaat Filadelfia supaya mereka memiliki pengharapan bahwa Tuhan akan datang segera. Kenyataannya, gereja Tuhan sudah merasa nyaman di bumi ini sehingga mereka lupa bahwa suatu saat Tuhan akan datang kembali. Untuk itu Tuhan mengingatkan supaya mereka tetap menuruti Firman dan tekun mengikut Dia. Walau dalam tekanan dan penderitaan berat, jangan putus asa karena Ia memberikan pengharapan akan segera datang.

Waspada, jangan perhatian kita tidak lagi berfokus pada kedatangan Tuhan karena terlalu sibuk mencari kenyamanan duniawi. Untuk itu kita harus berpegang pada apa yang ada pada kita, jika kita memiliki Kristus jangan dilepaskan/ditinggalkan hanya gara-gara wanita cantik atau pria ganteng, hanya karena jabatan/kedudukan, hanya karena masalah ekonomi kita dengan mudahnya meninggalkan Kristus.

Jemaat Filadelfia harus terus berperang dan berjuang agar keluar sebagai pemenang. Perlu diketahui, pengikutan kita kepada Tuhan tidaklah santai-santai tetapi penuh perjuangan di dalam perlombaan iman yang Tuhan tetapkan bagi kita (bnd. Ibr. 12:1-4).

Aplikasi: jangan menjadi orang Kristen yang sedikit-sedikit menyerah kalah lalu mundur dari pelayanan karena marah kepada Tuhan! Sebaliknya, marilah kita bersikap makin dewasa dan hadapi tantangan maupun serangan Iblis dengan iman yang kukuh! Logikanya, kita tidak mungkin dapat menopang orang lain kalau kita sendiri tidak kuat.

B. Apa peran kita sebagai pilar-pilar di dalam gereja Tuhan?

Sebagai pilar-pilar di dalam keluarga maupun gereja, kita berdiri di atas dasar Firman Tuhan dan kurban Kristus juga Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga kita dapat berdiri dengan kuat dan kukuh. Dalam kondisi semacam ini, kita harus mempunyai beban/tanggung jawab menguatkan saudara-saudara seiman maupun mereka yang tidak beriman supaya mereka mengenal Tuhan dan beriman kuat seperti kita untuk tidak mudah digoyahkan oleh bujuk rayu si Iblis yang berujung pada kematian kekal.

Sebagai pilar-pilar atau tiang-tiang penopang kita memiliki peran penting. Ibrani 12:12-17 menuliskanSebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu sehingga yang pincang jangan terpelecok tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu bahwa kemudian ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya sekalipun ia men-carinya dengan mencucurkan air mata.

Juga terimalah orang yang lemah iman (Rm. 14:1) dan lagi, kita yang kuat wajib menanggung kelemahan mereka, jangan mencari kesenangan kita sendiri tetapi contohlah Yesus yang rela menderita cercaan bahkan mati disalib demi manusia berdosa (Rm. 15:1-4,7). Ingat, kita dahulu juga berkarakter jahat dan najis sebelum percaya dan diubahkan oleh Kristus. Bila kita telah kuat dalam iman, Tuhan menghendaki kita tidak tinggal diam dan pasif tetapi menjadi penopang bagi mereka yang lemah di dalam Bait Allah.

Di dalam Tabernakel, papan jenang berdiri kukuh dan tersusun rapi mengelilingi Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus sehingga imam-imam dapat melaksana-kan pelayanan dan orang-orang Israel dapat beribadah untuk bertemu Tuhan. Kita bagaikan papan-papan jenang yang disatukan/diikat satu dengan yang lain oleh kasih Kristus sehingga terjadi persekutuan yang indah dan ibadah serta penyembahan kepada Tuhan dapat berlangsung dengan baik. Bila kita semua bersatu, Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan Nama-Nya dipermuliakan. Jika tidak bersatu, terjadilah pelecehan, ‘sikut-sikutan’ berakibat perpecahan antar-bidang (musik, paduan suara, tim Misi, penerima tamu dsb.) dan Iblis tertawa penuh kemenangan.

Tuhan telah berfirman dan bagaimana respons kita terhadap Firman-Nya? Kita akan menjadi tiang-tiang penopang apabila kita menghargai dan tekun dalam Firman Tuhan, apabila kita setia kepada Kristus sampai akhir dan terus berjuang dalam perlombaan iman sampai memperoleh kemenangan. Maukah kita menjadi tiang-tiang penopang di dalam rumah tangga, gereja, sekolah dan pekerjaan kita? Hargai Firman Tuhan dan relakan diri dipakai Tuhan menjadi tiang-tiang penopang untuk memuliakan Nama-Nya. Amin.