Informan Yang Menyegarkan Iman

Pdm. Jusak Pundiono, Lemah Putro, Minggu, 20 Januari 2019

 

Shalom,

Dengan makin canggihnya teknologi informasi, makin cepat pula informasi disebarkan dengan bebas baik frekuensi unggahannya (satu info diunggah berkali-kali di grup sama) juga isinya yang kemungkinan bisa hoax, bisa pula meme. Jelas, penggunaan dunia maya membuat orang menjadi ‘informan’ dadakan.

Dalam berjemaat ada pula ‘wadah-wadah maya’ seperti WA grup pelayanan, Mobile Apps selain ‘wadah fisik’ berupa gedung gereja, pertemuan ibadah, tempat rapat dsb. Namun jadikan diri kita sebagai informan bukan dadakan sebab kita telah dipersiapkan Allah sebelumnya untuk perbuatan baik. Jadilah informan seperti Tikhikus, utusan Paulus yang menyegarkan iman jemaat.

Faktor-faktor apa yang diperlukan oleh seorang informan untuk dapat menyegarkan iman? Efesus 6:21-22 menuliskan:

1. Berkepribadian di dalam Tuhan.

Di penjara Paulus tidak lemah atau putus asa tetapi ia tetap rajin membaca Kitab Suci serta menulis surat-surat. Kesegaran iman ini mau diinfokan kepada jemaat Efesus melalui Tikhikus supaya jemaat Efesus juga disegarkan imannya.

Beda dengan kita yang menghadapi masalah, umumnya kita malah cenderung lemah dipen-jarakan oleh masalah tersebut sehingga kita mengemukakan banyak alasan untuk tidak ibadah, tidak ikut latihan atau rapat pelayanan bahkan tidak berdoa dan tidak membaca Alkitab. Kelemahan semacam ini akan diperparah jika ada orang menyebarkan info tentang kelemahan kita dengan sikap salah sehingga yang mendengar tentang masalah kita dapat menduga keliru tentang kita. Akibatnya, kita yang mendengar diri kita diinfokan salah makin bertambah lemah imannya.

Demi persekutuan, jadilah informan seperti Tikhikus yang berkepribadian di dalam Tuhan, tertulis dalam Efesus 6:21, “…saudara kita yang kekasih (= agapetos)…” Ada unsur ‘Agape’ kasih dengan iman dari Allah dan kasih yang tidak tidak binasa (ay. 23a, 24b).

Dalam tim Paulus yang terdiri dari berbagai orang berasal dari berbagai kota/daerah hanya Tikhikus dan Trofimus yang disebut berasal dari Asia (bnd. Kis. 20:4). Informan yang memiliki Agape tidak akan pandang suku, misal: menghadapi suku “X” yang terdiri dari orang-orang kaya dan berpengaruh kita menjadi informan bersikap manis dan hati-hati memilih kata tetapi menghadapi suku “Y” yang terdiri dari orang-orang biasa kita menjadi informan yang melecehkan orang tersebut serta mengunakan kata-kata sembrono ke-padanya.

Selain sebagai saudara kekasih, Tikhikus juga pelayan yang setia di dalam Tuhan. Ia muncul pascahuru-hara di Efesus (Kis. 20:1,4).

Ternyata Tikhikus ikut dalam semua gerak Rasul Paulus di masa senang maupun susah. Ia pasti ikut dalam pelayanan sekaligus menyaksikan mukjizat-mukjizat dahsyat oleh sapu-tangan Paulus (Kis. 19:11-12), roh-roh sihir yang dihancurkan (Kis. 13:6,9-10), 2 tahun Paulus mengajar di Tiranus (Kis. 19:9-10) tetapi juga saat Paulus menghadapi tantangan dan ancaman maut (Kis. 20:1-4).

Kesetiaan pelayan teruji tidak saja saat menghadapi penderitaan dan ancaman maut tetapi juga saat menghadapi berkat-berkat duniawi. Buktinya Demas, anggota tim misi Paulus, masih titip salam dalam Surat Filemon yang ditulis oleh Paulus (Flm. 1;1,10-11,23-24). Juga saat Tikhikus bersama Onesimus ke jemaat Kolose, Demas masih titip salam (Kol. 4:7-9,14) tetapi ketika Tikhikus sendirian dikirim ke Efesus, Demas sudah desersi/meninggalkan tugas karena dia lebih mencintai dunia (2 Tim. 4:9-12).

Selain memiliki agape dan setia dalam pelayanan, Tikhikus pasti memiliki kepribadian yang menyenangkan (sikap, cara bicara, mimik wajah dll.) sehingga dapat menarik hati jemaat untuk disegarkan/dihibur.

Aplikasi: informan yang berkepribadian di dalam Tuhan memiliki sikap dan pilihan kata yang dapat menyegarkan iman jemaat dalam persekutuan, bukan malah menjadi bahan ejekan.

2. Pemberita yang tepercaya.

Supaya kamu juga mengetahui keadaan dan hal ihwalku,…” (Ef. 6:21a)

Tikhikus bertugas menjelaskan keadaan dan hal ihwal Paulus kepada jemaat Efesus agar mereka mengetahui dengan detail fakta tentang kondisi dan situasi yang dialami oleh Paulus.

Tikhikus mempunyai teman bernama Lukas yang juga titip salam dalam surat Paulus yang dikirim kepada jemaat Kolose (Kol. 4:14). Tikhikus tahu Lukas menulis Injil Lukas melalui info-info yang tepercaya (Luk. 1:1-4) juga menulis Kisah Para Rasul tentang hal ihwal para rasul (termasuk rasul Petrus dan Paulus) dengan detail.

Karena Tikhikus setia mengikut Paulus dari awal sampai akhir termasuk saat Paulus di penjara, dia tahu persis dan detail tentang kondisi Paulus sehingga beritanya dapat diper-caya serta menyegarkan iman orang yang mendengarnya.

Implikasi: kalau kita menerima info dari seseorang, lebih baik tidak usah terburu-buru mentransfer ke orang lain tetapi selidiki dahulu kebenarannya.

“….akan memberitahukan semuanya kepada kamu” (Ef. 6:21b)

Informasi yang diberikan oleh Tikhikus membuat jemaat Efesus tahu secara lengkap tentang segala sesuatu berkaitan dengan Paulus.

Selain detail, informasi yang diberikan harus lengkap dan utuh – bukan detail tetapi tidak lengkap, ini sama saja dengan informasi ‘editan/settingan’ yang dapat menimbulkan per-sepsi berbeda.

Informasi yang detail dan utuh membuat si penerima dapat memahami dengan benar; sebaliknya, info yang tidak lengkap dan tidak detail akan diterima dengan tidak lengkap dan tidak detail pula berakibat si pendengar tidak damai sejahtera dan imannya tidak disegar-kan. Dapat dibayangkan jika info yang tidak lengkap ini diinfokan ke orang lain, iman orang tersebut akan merosot.

3. Kehadiran yang menghibur hati.

“…supaya ia menghibur hatimu.” (Ef. 6:22)

Kata kerja “menghibur hati = menyemangati dan menguatkan hati/batin.

Segala sesuatu yang dilihat dan didengar mengenai Paulus pasti lebih dahulu menghibur hati Tikhikus secara pribadi agar ia dimampukan menghibur jemaat Efesus.

Kemungkinan Tikhikus menceritakan kisah-kisah yang disampaikan oleh Paulus atau yang diceritakan oleh Lukas seperti: bagaimana sebagai orang terpenjara, Paulus tegar dalam kekurangan atau kecukupan seperti tertulis dalam suratnya kepada jemaat Filipi (Flp. 4:12-13). Juga bagaimana Paulus memuji Tuhan saat dia bersama Silas dipenjara di Filipi (Kis. 16:22-25). Tak menutup kemungkinan Tikhikus mendorong jemaat Efesus untuk membaca sendiri isi surat Paulus yang telah mereka terima dengan mengingatkan berkat rohani, status baru mereka di hadapan Tuhan, pemeteraian Roh Kudus dsb.

Aplikasi: kalau kita mengetahui atau mendengar ada sesama orang percaya atau imam bidang pelayanan lagi lemah, jadikan diri sebagai informan yang dapat menghibur hatinya dengan menyaksikan pengalaman-pengalaman kita dengan Firman Tuhan dalam meng-hadapi pergumulan hidup dan mendorong dia untuk beribadah sebab dalam ibadah ada informan-informan yang berkepribadian di dalam Tuhan, yang dapat membagikan informasi-informasi tepercaya sehingga oleh kasih karunia Allah hati saudara kita tersebut akan terhibur.

Sesungguhnya Paduan Suara, Pemimpin Pujian, Backing Vocal, orang yang bersaksi, para pemberita Firman Tuhan adalah informan-informan dari Allah yang membagikan Firman Tuhan, rahasia Kristus, pengalaman hidup dalam bentuk pujian, kesaksian dan Firman Tuhan dari Alkitab. Dan informasi yang disampaikan dalam pelbagai bentuk itu bertujuan menyemangati dan menguatkan hati pendengarnya.

Tuhan sanggup mencurahkan berkat-berkat jasmani, tetapi jika kita diizinkan-Nya menderita dan Tuhan menghibur kita, ini karena Ia mau memakai kita menjadi penghibur-penghibur mereka yang dalam penderitaan (bnd. 2Kor.1:3-6).

Saat kita menghadapi gejolak-gejolak apa pun baik secara geologis, politis, ekonomi, keamanan dsb., Tuhan mau memakai kita semua sepanjang tahun 2019 ini dalam setiap aspek hidup ber-gereja, bekerja, bermasyarakat, berbangsa/bernegara menjadi informan-informan Allah yang berkepribadian Kristus untuk membawa kebenaran-Nya, menghibur hati mereka yang mende-rita serta membawa damai sejahtera dan kasih Allah yang tidak binasa. Amin.