Sungguhkah Kita Mengenal Yesus?

Pdm. Stephanus F.Y. Songan, Johor, Minggu, 10 Maret 2019

 

Shalom,

Firman Tuhan hari ini tetap melanjutkan tentang Surat Kolose. Apa pesan Tuhan melalui Firman-Nya kali ini? Kolose 1:15-20 menuliskan, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Bagaimana keadaan orang-orang Kristen di kota Kolose? Mereka memiliki tiga hal yang layak-nya dimiliki oleh semua orang Kristen, yaitu: iman yang teguh sebab percaya kepada Kristus pada masa itu adalah nyawa taruhannya, kasih terhadap sesama dan pengharapan akan kehidupan yang kekal (Kol. 1:4-5).

Hal penting lainnya yang dimiliki oleh orang Kristen di Kolose ialah bagaimana mereka mene-rima Injil kemudian Injil itu berbuah dan berkembang. Bagaimana dengan kondisi orang Kristen masa kini? Semua yang telah mendengarkan perkataan Injil seharusnya menghasilkan buah Injil seperti orang bertobat harus menghasilkan buah pertobatan yaitu ketaatan (menjadi hamba) kepada Tuan yang baru (kebenaran) demi kehormatan dan kemuliaan Nama Tuhan. Kehidupan baru tersebut tidak hanya menghasilkan buah tetapi Injil juga mengalami perkem-bangan, artinya berita Injil bukan hanya untuk diri sendiri tetapi diestafetkan agar orang lain juga merasakan manfaat dari berita Injil keselamatan. Orang Kristen harus memiliki hati dan kerinduan agar Injil berkembang mencapai seluruh dunia.

Tidak cukup sampai di situ, Rasul Paulus juga berdoa tak henti-hentinya supaya orang Kristen di Kolose menerima hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan (the knowledge of His will) dengan sempurna (Kol. 1:9). Hikmat, pengetahuan atau pengenalan yang benar tentang Allah akan berdampak pada kehidupan sehari-sehari. Orang Kristen akan makin diperkenan Tuhan dan makin bertumbuh di dalam-Nya (ay. 10). Sebaliknya, orang Kris-ten akan menjadi orang yang sangat rugi jikalau memiliki banyak pengetahuan tentang Firman Allah tetapi menjalani hidup duniawi yang tidak berkenan di hadapan-Nya.

Selain mengalami pertumbuhan rohani, orang Kristen (Kolose) juga membutuhkan kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya agar dapat menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar (ay. 11). Perhatikan, orang Kristen di seluruh dunia sedang dan akan menghadapi pelbagai penderitaan, pergumulan, tantangan dll. sehingga butuh kekuatan untuk menanggungnya tidak hanya dengan tekun dan sabar tetapi penuh sukacita. Iblis memberikan tekanan hidup agar orang Kristen kehilangan orientasi/fokus. Contoh: ada orang dapat menanggung penderitaan tetapi bersungut-sungut setiap hari. Orang Kristen harus tampil beda, walau menderita di dunia atau tidak lagi hidup duniawi, ia tetap dapat mengucap syukur dan bersukacita (ay. 12).

Lebih lanjut Rasul Paulus berbicara sesuatu yang menakjubkan yaitu tentang ketuhanan yang mutlak dari Tuhan kita Yesus Kristus. Ajaran ini merupakan asas atau pokok bagi seluruh kebe-naran kekristenan. Faktanya, orang Kristen menghadapi masalah serius berkenaan dengan pengenalan yang benar akan Kristus.

Introspeksi: sudahkah kita mengenal Kristus bahwa Ia lebih utama dari yang lain? Kalau Kristus sama seperti tokoh-tokoh hebat di dunia ini, sesungguhnya kita belum mengenal Dia dengan benar.

Mengapa kita perlu mengenal Yesus adalah Kristus?

Untuk beroleh hidup kekal seperti doa Yesus kepada murid-murid-Nya, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh. 17:3)

Pengenalan yang salah atau setengah benar akan berdampak fatal yaitu kehilangan hidup kekal. Bahkan berakhir menjadi pendusta/antikristus sebab mereka menyangkal Yesus adalah Kristus (1 Yoh. 2:22) dan mereka muncul dari antara kita.

Oleh sebab itu orang Kristen harus waspada dan mengetahui serta mendeteksi setiap ajaran sebab sejak zaman dahulu sudah muncul ajaran-ajaran sesat berkaitan dengan Tuhan Yesus, misal:

- Ebionit: menyangkal keilahian Kristus

- Gnostik: menyangkal kemanusiaan Kristus

- Arian: Yesus adalah mahluk ciptaan (Saksi Yehova)

- Nestorian: Yesus hanya manusia yang dipenuhi Allah

Jelas, ajaran-ajaran sesat ini berusaha untuk mendegradasikan/menurunkan derajat Tuhan Yesus. Orang Kristen yang mendegradasikan Yesus berarti menurunkan:

- Kehormatan-kehormatan yang ditujukan kepada Allah (doa dan penyembahan).

- Sifat-sifat Allah (kekal, mahakuasa, tidak berubah).

- Atribut Allah (Tuhan, Mempelai Pria, Juru Selamat).

- Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Allah (pengampunan dosa, Hakim).

- Kedudukan dari takhta Allah (memerintah selama-lamanya).

Siapa Yesus menurut Kolose 1:15-20?

Yesus mengepalai pemerintahan dan kerajaan-kerajaan dunia.

Ayat-ayat di atas membuktikan bahwa Yesus tidak diciptakan melainkan menciptakan. Ia adalah Allah yang berdaulat – Pemilik segala sesuatu.

Ayat-ayat di atas juga menjelaskan tentang inkarnasi Yesus – Allah menjadi manusia – ketika Yesus hidup di bumi ini.

Bila kepala mati, tubuh akan ikut mati; sebaliknya, apabila kepala bangkit, kita sebagai tubuh-Nya akan bangkit bersama-Nya.

Yesus adalah Penebus dosa manusia melalui kematian-Nya di kayu salib (penumpahan darah). Ia mendamaikan kita dengan Allah sebab sebelumnya kita bermusuhan dengan-Nya karena dosa.

Di dalam Tabernakel ada Tabut Perjanjian yang terdiri dari Tabut dan Tutup Pendamaian. Tabut menggambarkan gereja sementara Yesus sebagai Tutup Pendamaian menutupi segala dosa kesalahan kita. Ia membenarkan dan memperdamaikan kita dengan Allah dengan rela “dikutuk” mati tersalib demi kita.

Sungguhkah kita mengenal Yesus?

Paulus kagum dengan orang Kristen di Kolose karena iman, kasih dan pengharapan mereka. Namun dia tetap berdoa agar mereka (juga kita) memiliki hikmat dan pengetahuan benar ten-tang siapa Yesus Kristus sebab pada pasal-pasal berikutnya dijelaskan tentang ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Tanpa mengenal Yesus dengan benar, seseorang dapat menjadi anti-kristus dan kehilangan hidup kekal. Kita menghadapi situasi serius, jika tidak mau sungguh-sungguh mengenal Kristus, kebinasaan kekal telah menanti!

Ada pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang” tetapi pengenalan kita yang benar ten-tang Allah bukan hanya “sayang” atau mengasihi Allah tetapi hidup berkenan di hadapan-Nya.

Apa bukti kita hidup diperkenan oleh Allah? Bukan dengan banyaknya ilmu teologi atau puluhan tahun bergereja tetapi mengakui Dia dalam segala tingkah laku kita maka Ia akan meluruskan jalan kita (Ams. 3:6).

Marilah kita mengakui Yesus sebagai Pencipta, Allah yang berdaulat, yang paling utama dalam segala tingkah laku kita. Kita dapat menghadapi keadaan genting menyangkut nyawa dengan tenang tanpa khawatir seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadapi dapur api sebab tahu semua sudah diatur oleh Tuhan. Namun jujur, sering kita masih bersungut-sungut dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan bagi Tuhan.

Introspeksi: masihkah ada yang lebih penting dan lebih utama daripada Yesus? Apakah kegiat-an kita jauh lebih penting daripada membaca alkitab? Apakah mencari uang jauh lebih utama daripada beribadah? Atau anak dan cucu lebih utama dari Tuhan Yesus? Kalau ‘ya’ berarti jalan kita masih bengkok bukan lurus, artinya tidak berkenan di hadapan-Nya. Demikian pula jika kita berpikir masalah yang kita hadapi jauh lebih besar daripada Tuhan Yesus, kita sedang member-halakan masalah.

Juga mengakui Yesus sebagai Kepala tubuh dalam segala tingkah laku kita. Kalau Yesus menjadi Kepala dalam kehidupan setiap jemaat, kita tidak boleh melakukan kehendak sendiri tetapi mengikuti kehendak Kepala. Namun faktanya kita lebih sering mengikuti pikiran yang ada di kepala sendiri ketimbang perkataan Yesus (Firman Allah).

Dan jangan lupa mengakui Yesus sebagai Penebus dan Pendamai dalam segala laku kita. Bila kita sudah berdamai dengan Yesus dalam segala sesuatu, kita tidak sulit berdamai dengan sesama – antara suami-istri, adik-kakak, sesama jemaat dan rekan sepelayanan dst. Jika kita tidak mau/suka berdamai bahkan tidak berdamai dengan diri sendiri (suka menyalahkan diri), sesungguhnya kita belum mengenal Yesus, Pendamai hidup manusia.

Orang yang sudah menemukan siapa Tuhan bagi hidupnya tidak akan meninggalkan-Nya! Hendaknya doa Rasul Paulus kepada jemaat Kolose juga menjadi doa kita pribadi agar kita mengenal Yesus lebih utama daripada segala sesuatu di didunia ini. Amin.