KEBENARAN TUHAN YANG MENYATUKAN

Lemah Putro, Minggu, 15 Desember 2019
Pdm. Budy Avianto

Shalom,

Sungguhkah hati kita rindu untuk melekat pada Tuhan oleh sebab iman kita kepada-Nya? Sesuai dengan tema “kebenaran Tuhan menyatukan”, kita akan menjadi kuat bila bersatu; sebaliknya, kita akan lemah jika kita terpecah belah.

Surat Filipi dalam pola Tabernakel terkena pada Kandil Emas dengan tujuh pelita di ujung atas batang, tiga cabang di sisi kiri dan tiga cabang di sisi kanan (Kel. 37:17-24). Tujuh pelita ini diisi dengan minyak zaitun tumbuk yang murni (Im. 24:2). Agar dapat menyala dengan maksimal dan rata dari petang sampai pagi (ay. 3), di pagi hari sumbunya dipotong/diratakan dengan sepit agar tidak berasap jika dinyalakan dan minyaknya diisi kembali agar apinya tidak redup karena kehabisan minyak. Minyak zaitun murni menggambarkan Roh Kudus, angka tujuh menunjuk pada tujuh sidang yang menerima teguran, pujian dll. agar mereka tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan (Why. 2 – 3) sementara Kandil Emas menjadi satu-satunya benda terang di Tempat Kudus – Yesus adalah terang dunia (Mat. 8:12) dan kita diharapkan menjadi terang dunia (Mat. 5:14) dimulai dari rumah tangga, nikah, kota hingga dunia.

Apa pesan Rasul Paulus kepada jemaat Filipi (juga kita) melalui Surat Filipi 4:1-3?

“Karena itu saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!”

Rasul Paulus menggembalakan jemaat Filipi ketika dia bersama Silas dalam perjalanan menuju Asia tetapi Roh Kudus tidak mengizinkan mereka kemudian melalui penglihatan mereka mengerti harus memberitakan Injil ke Makedonia dan kota pertama yang dikunjungi adalah Filipi (Kis. 16:6-12). Paulus mendirikan sidang jemaat Filipi dan mengasihi mereka. Dia rindu untuk bertemu mereka tetapi dia dipenjara; itu sebabnya dia menulis surat atas ilham Roh Kudus dan sekarang dikanonisasi menjadi Firman Tuhan.

Kerinduan Rasul Paulus menggambarkan hati Tuhan Yesus Kristus, Gembala Agung, yang mengasihi gereja-Nya dan rindu bertemu dengan kita. Apakah kita juga mengasihi dan rindu bertemu dengan-Nya?

Apa bukti kita mengasihi Tuhan? Berdiri teguh di dalam Dia dengan mengasihi Firman-Nya supaya kehidupan kita diubahkan terus dari hari ke hari. Bila kita tidak berdiri teguh di atas batu karang Kristus (1 Kor. 10:4), kita akan mudah diombang-ambingkan oleh pelbagai angin pengajaran (Ef. 4:14).

Menjaga kesatuan dengan sikap rendah hati dan menjauhi perselisihan (ay. 2).

“Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.”

Rasul Paulus menasihati anggota jemaat, Euodia dan Sintikhe, supaya sehati sepikir. Rasul Paulus sebagai gembala tidak menganggap jemaat sebagai anak buah tetapi teman sekerja yang berjuang bersama dalam mengabarkan Injil. Jelas, terlihat sikap Rasul Paulus yang penuh dengan kerendahan hati.

Introspeksi: apakah kita sehati sepikir dalam pelayanan atau merasa lebih baik dari yang lain? Terang dari anak-anak Tuhan yang telah disucikan terpancar ke luar rata tidak ada yang lebih terang (menonjol) atau lebih redup (rendah diri). Waspada, penonjolan diri akan mengurangi sinar terangnya kandil.

- Euodia dan Sintikhe – imam-imam.
- Jemaat seperti terjadi pada jemaat Korintus berakibatkan adanya 4 golongan: golongan Paulus, Apolos, Kefas, Kristus (1 Kor. 1:11-12).
- Pemimpin gereja seperti kasus Paulus dan Barnabas. Rasul Paulus tidak setuju Barnabas membawa Yohanes (Markus) ikut dalam pelayanan sebab Paulus sangat kecewa Barnabas pernah meninggalkan pelayanan. Karena tidak ada kesepakatan akhirnya mereka berpisah, Barnabas membawa Yohanes sementara Paulus membawa Silas dalam pekabaran Injil (Kis. 15:35-40).

Bagaimana menghindari terjadinya perselisihan/pertengkaran? Kita harus berakar/berlandaskan kasih (Ef. 3:17), berdiri teguh di atas batu karang Kristus (1 Kor. 10:4) dan menaati Roti hidup yang turun dari Surga (Firman Tuhan). Rasul Paulus memberikan contoh bagaimana dia rela membuang semua atribut yang menjadi keuntungan dan kebanggaannya bahkan menganggapnya sampah setelah mengenal Kristus (Flp. 3:4-8). Kehidupannya berubah total dari seorang penghujat, penganiaya dan orang ganas (1 Tim. 1:12-13) menjadi pengikut Kristus yang militan. Perbuatan lamanya dilakukan di luar iman meskipun dia ahli Taurat dan orang Farisi. Perhatikan, jangan hanya hafal seluruh Alkitab tetapi tidak mengimani kuasa Firman Allah; ini membuat kita menjadi ahli Taurat dan orang Farisi yang suka mencari-cari kesalahan dan menimbulkan perselisihan.

Mengapa kita harus bersatu? Sama seperti tujuh pelita dari Kandil Emas yang menjadi satu kesatuan dalam menyinarkan sinar dengan maksimal, para pimpinan menjadi teladan bagi jemaat (bnd. Flp. 3:17; 1 Kor. 4:6) dan imam-imam maupun jemaat menjadi pelaku Firman Tuhan maka gereja akan bersinar terang di tengah kegelapan dunia. Paulus berani meminta jemaat mencontoh dia sebab dia meneladani Kristus.

Perlu diketahui kalau kita tidak berpegang teguh serta melakukan Firman Tuhan, kita akan hidup menuruti keinginan daging (memikirkan perkara daging) yang mengarah pada maut sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah (Rm. 8:5-7). Jauh berbeda jika kita hidup menurut Roh, kita memikirkan perkara-perkara di atas (Kol. 3:1-2) bersifat kekal dan berkenan kepada Allah sekaligus mematikan perbuatan-perbuatan daging (Rm. 8:13) serta diakui sebagai anak Allah (ay. 14).

Untuk dapat memiliki pikiran dan perasaan yang ada pada Kristus, kita harus ada kasih, rendah hati dan menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri seperti telah diteladankan oleh Yesus Kristus (Flp. 2:1-8). Jadi, perselisihan dapat diselesaikan jika masing-masing mengganggap yang lain lebih utama. Jangan bertindak seperti Adam-Hawa yang tidak menghargai/tunduk kepada Allah yang menciptakan mereka. Adam tidak menganggap Hawa lebih utama darinya; demikian pula Hawa tidak menganggap Adam lebih utama. Masing-masing memikirkan kepentingan sendiri dan tidak ada kerendahan hati; akibatnya mereka saling menyalahkan berakhir dengan pengusiran keluar dari Taman Eden. Karena mereka tidak berjalan dalam Roh, ‘sinarnya’ makin redup berdampak rumah tangganya makin kacau sehingga terjadi pembunuhan dalam keluarga, Kain membunuh Habel, adiknya sendiri.

Pembelajaran: kalau kehidupan nikah suami-istri berantakan, tidak perlu saling menyalahkan tetapi kembalilah kepada Allah, Pencipta nikah, dan taati Firman-Nya.

Bila kita melakukan Firman Tuhan dengan rendah hati, kita tidak akan mempertahankan kebenaran diri sendiri yang dapat menimbulkan perpecahan. Sebaliknya, Firman Tuhan adalah kebenaran. Kalau kita mengimaninya, kebenaran itu akan memerdekakan kita (Yoh. 8:32) dari hidup daging yang menuju maut sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya (Rm. 1:16). Ingat, orang benar hidup oleh iman (ay. 17). Sesungguhnya, Firman Tuhan yang bersifat mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, mendidik orang dalam kebenaran bertujuan memperlengkapi orang percaya sejak dari kecil untuk perbuatan baik (2 Tim. 3:15-17). Banyak kesaksian dari sekolah Minggu membuktikan anak-anak yang sebelumnya sangat nakal dan tidak tahu sopan santun berubah drastis dari tahun ke tahun oleh kuasa Firman Tuhan. Itu sebabnya jangan menolak ajaran Firman Tuhan sekeras dan sepahit apapun demi kebaikan kita sendiri (2 Tim. 4:1-3).

Bila kita serius menaati dan mempraktikkan Firman Tuhan, rohani kita akan terus bertumbuh dari iman dikuduskan di dalam pengharapan hingga mencapai kasih.

Rasul Paulus tidak hanya menasihati dengan Firman Tuhan tetapi dia meminta Sunsugos untuk mendamaikan Euodia dan Sintikhe. Selain nasihat melalui pemberitaan Firman Tuhan, ada kalanya seorang yang berbuat dosa perlu dinasihati secara personal di bawah empat mata, jika dia tidak mau mendengarkan bawalah satu atau dua orang lagi, jika dia tetap ngotot tidak mau mendengarkan nasihat kita sampaikan masalahnya kepada jemaat. Jika dia tetap keras hati pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai (Mat. 18:15-17).

Marilah kita berdiri teguh dalam Tuhan, menaati Firman kebenaran yang memerdekakan kita dari segala perbuatan daging agar iman kita bertumbuh, hidup kita makin dikuduskan hingga mencapai puncaknya itulah kasih. Tentu kasih kepada Allah dibuktikan dengan lebih dahulu mengasihi saudaranya (1 Yoh. 4:20-21) sehingga terjadi kesatuan bukan perpecahan. Bila kita dipimpin/berjalan di dalam Roh, kita akan memancarkan sinar terang Kristus untuk menerangi dunia yang makin gelap oleh dosa kejahatan dan kenajisan. Hendaklah kita menjadi anak-anak terang untuk menolong mereka yang dibelenggu oleh kegelapan dosa serta membawa kesatuan bukan perpecahan dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian, kita diperkenan Tuhan dan Nama-Nya makin dipermuliakan. Amin.

 

Video ibadah ini dapat disimak di Ibadah Umum - Kebenaran Tuhan Menyatukan - Pdm. Budy Avianto.