“Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir. Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia…” Mazmur 45:1-3
Lega. Perasaan itu tentu muncul saat kita membaca Mazmur 45 ini. Pada mazmur-mazmur sebelumnya bani Korah banyak menuliskan keluhan tentang kesesakan dan penderitaannya namun pada Mazmur 45 ini mereka melantunkan nyanyian kasih kepada TUHAN dengan kata-kata indah dan puitis serta penuh kasih. Ia memuja keagungan dan kesemarakan-Nya, Ia memuja kebenaran dan keadilan-Nya. Mengapa Bani Korah tiba-tiba meluapkan kata-kata indah dari bibirnya?
Sederhananya: karena hati mereka meluap-luap dengan kasih. Kata-kata indah muncul dari hati yang indah dan penuh kasih. Sama halnya ketika kita melihat kekasih yang telah lama dinanti-nanti. Pastinya kita ingin segera menunjukkan rasa sayang kita kepada sang kekasih seperti Bani Korah kepada TUHAN-nya! Hal yang indah bukan?
Sebaliknya, kata-kata yang indah tidak akan muncul dari bibir jikalau tidak ada kasih di hati. Sama seperti keseharian kita. Dalam kehidupan pribadi dengan pasangan tidaklah selalu terisi dengan hal yang menyenangkan saja. Ada hal- hal yang membuat kita dongkol dan kurang nyaman. Jika ada problem, kata-kata apa yang keluar? Kata-kata yang menyakitkan atau penuh dengan kasih? Atau malah tidak berbicara sama sekali?
Melalui Mazmur 45 ini, penulis memaknai bahwa ketika kita sedang berada dalam permasalahan berkaitan dengan relasi, janganlah berhenti berkomunikasi. Sama seperti Bani Korah yang mendapat banyak masalah dan kesesakan di pasal sebelumnya. Permasalahan tersebut tidak membuat Bani Korah menjauhi TUHAN. Bani Korah tetap mengasihi TUHAN.
Dari peristiwa tersebut, kita belajar bahwa ada saatnya kita merasa kecewa kepada TUHAN dan ‘mendiamkan’ TUHAN namun hendaknya kita tetap ingat bahwa TUHAN tetap ingin menjalin komunikasi yang baik dengan kita melalui Firman-Nya. Roma 10:8 mengatakan, “…Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu…” Indah sekali! TUHAN hanya sedekat napas! Di bibir dan hati kita!
“TUHAN, tolonglah aku. Penuhilah hati dan lidahku dengan kata-kata indah. Berikan hati yang selalu bersyukur supaya aku dapat terus mengasihi dan memuliakan-Mu!”