• BERSYUKUR ATAS KASIH SETIA TUHAN
  • Mazmur 107
  • Lemah Putro
  • 2024-09-08
  • Hari Gunawan Lianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1635-bersyukur-atas-kasih-setia-tuhan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
bersyukur-atas-kasih-setia-tuhan

Shalom,

Kita patut bersyukur telah mengikuti pembahasan Kitab Mazmur selama ± 2 tahun dan kini kita mempelajari Mazmur 107 yang mengisahkan tentang kehidupan manusia yang ditandai dengan banyaknya penderitaan, sengsara, masalah berat yang mengimpit. Jujur, tidak ada seorang pun ingin hidup di dalam kesusahan dan penderitaan karena masalah pribadi, keuangan, keluarga, kesehatan dll. Namun apa pun yang terjadi, Firman Tuhan mengajarkan agar kita tetap mengucap syukur dalam segala hal karena inilah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus (1 Tes. 5:18).

Pemazmur menuliskan berulang-ulang topik utama dari Mazmur 107 yakni, “...berseru-seru kepada TUHAN dalam kesesakan...dilepaskannya mereka dari kecemasan....bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia- Nya...berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan....diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan....Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya  Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN...dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN...diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan....Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya..Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya ” (ay. 6,8,13,15,19,21,28,31).

Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan dan kesesakan dengan kadar yang berbeda satu sama lain ketika mengalami masalah. Mungkin saja masalahnya sama tetapi kadar (tinggi/rendahnya) kecemasan yang ditanggung oleh seseorang berbeda satu sama lain. Kecemasan yang menghantui hati dan pikiran akan meledak tidak dapat dibendung ketika mencapai klimaknya. Kecemasan dapat terjadi karena kita kurang/tidak bersyukur kepada Tuhan atau kita kurang pasrah kepada-Nya dan berusaha mengatasi sendiri masalah yang dihadapi.

Pemazmur mengajak kita untuk senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan mengingat kasih setia-Nya. Memang kasih setia merupakan salah satu karakter Tuhan yang tidak perlu diragukan karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya walau kita tidak setia (2 Tim. 2:13).

Tahukah bersyukur kepada Tuhan merupakan cara untuk memperkuat hubungan kita dengan Tuhan? Apa alasannya?

Ketika bersyukur atas kasih setia Tuhan, kita menunjukkan rasa penghargaan dan ketaatan kita kepada-Nya.

Mazmur 107 memaparkan tentang dua kondisi yang kontras yakni: (1) kejadian buruk yang menimpa kehidupan manusia dan (2) manusia tetap harus bersyukur kepada Tuhan.

Kondisi buruk apa saja yang melanda hidup manusia?

·       Lapar dan haus, jiwa lemah dan lesu (ay. 5)

·       Kesesakan dan kecemasan (ay. 6)

·       Duduk dalam kegelapan nan kelam dan terkurung dalam sengsara dan besi (ay. 10)

·       Suka memberontak terhadap perintah Allah dan menista nasihat Yang Mahatinggi (ay. 11)

·       Tergelincir dalam kesusahan dan tidak ada yang menolong (ay. 12)

·       Muak terhadap segala makanan dan sampai pada pintu gerbang maut (ay. 18)

·       Pusing terhuyung-huyung seperti orang mabuk dan kehilangan akal (ay. 27)

Perhatikan, kondisi buruk apa pun boleh terjadi dalam kehidupan kita tetapi kita memiliki Tuhan yang penuh kasih setia dan siap menolong bila kita berseru-seru kepada-Nya.

Mengapa kita harus bersyukur kepada Tuhan untuk kasih setia-Nya?

  • Karena kita telah mengalami penebusan dari kuasa yang menyesakkan (ay. 1-2).

Mungkin kita tidak mengalami kesesakan untuk masalah keuangan, karir, bisnis, kesehatan dll. tetapi kesesakan terberat dalam hidup kita ialah beban dosa dan ini memerlukan penebusan yang hanya mampu dilakukan oleh Yesus Kristus. Oleh sebab itu Ia mengundang siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya karena Ia akan memberikan kelegaan kepadanya (Mat. 11:28). Ia tidak hanya memberikan kelegaan bagi mereka yang berbeban karena persoalan jasmani tetapi beban terberat yang dilepaskan-Nya ialah beban dosa yang membelenggu.

Perlu diketahui penebusan terhadap manusia tidak hanya berlaku untuk satu kelompok/golongan tertentu tetapi berlaku atas seluruh penjuru bumi (Mzm. 107:3).

  • Karena kita mengalami kepuasan jiwa (ay. 8-9).

Ia memuaskan jiwa yang dahaga dan mengenyangkan jiwa yang lapar dengan kebaikan. Waspada, orang yang tidak dapat bersyukur kepada Tuhan cenderung bersungut-sungut dan mengomel karena tidak memiliki kepuasan jiwa. Mereka tidak dikenyangkan oleh kebaikan Tuhan.

Introspeksi: apakah kita suka bersungut-sungut dan mengomel membuat suasana tidak nyaman bagi yang mendengarnya? Jangan bersikap seperti bangsa Israel yang tidak pernah puas dan selalu mengomel merasa semua salah tidak ada benarnya! Mereka tidak hanya mengomel kepada Musa tetapi juga kepada Tuhan. Marilah kita berhenti mengomel dan bersyukur dapat menerima keadaan apa adanya. Kita berbicara yang positif agar tidak menyinggung atau menyakiti hati orang lain.

  • Karena kita telah mengalami pembelaan Tuhan (ay. 15-16).

Tuhan menolong dan membela dengan memecahkan pintu-pintu tembaga serta menghancurkan palang-palang pintu besi.

Introspeksi: pernahkah kita menghitung berapa banyak kita mengalami pembelaan dan pertolongan Tuhan sepanjang hidup kita? Bukankah hal sepele yang sering kita abaikan padahal mutlak dibutuhkan yakni tarikan napas juga termasuk pembelaan dari-Nya?

Apa akibatnya bila kita tidak bersyukur atas kasih setia Tuhan dan melupakan kebaikan-Nya? Menjadi sakit (fools = orang bodoh) oleh sebab kelakuannya yang berdosa dan disiksa oleh sebab kesalahannya (ay. 17). Dengan kata lain, orang yang tidak pernah merasakan pembelaan Tuhan adalah orang yang bodoh dan tersiksa. Mereka juga muak terhadap makanan dan sampai di pintu gerbang maut (ay. 18). Bukankah bangsa Israel tidak menghargai pembelaan Tuhan yang telah menyediakan mereka Manna tetapi mereka tidak menghargai kasih setia-Nya dan muak terhadap pemberian-Nya? Mereka menolak kasih kemurahan Tuhan maka pemberian-Nya pun ditolak karena merasa muak.

  • Karena kita telah melihat perbuatan yang ajaib (ay. 21).

Perbuatan ajaib apa yang Tuhan lakukan? Ia mendiamkan badai sehingga gelombang-gelombangnya tenang (ay. 29); membuat padang gurun menjadi kolam air dan tanah kering menjadi pancaran air (ay. 35).

Setelah mengalami perbuatan ajaib Tuhan, kita tidak boleh diam berpangku tangan tetapi mempersembahkan kurban syukur dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai (ay. 22). Kita mengucap syukur atas kasih setia Tuhan dan menyaksikan perbuatan-perbuatan-nya yang ajaib.

  • Karena kita telah diberkati Tuhan (ay. 31-38).

Tuhan berkuasa memberkati mereka yang tahu bersyukur kepada-Nya namun Ia juga sanggup mengubah sungai menjadi padang gurun dan pancaran air menjadi tanah gersang juga tanah subur menjadi padang asin bagi mereka yang tidak tahu berterima kasih kepada-Nya (ay. 33-34).

Mereka yang tidak tahu bersyukur kepada Tuhan dan merasa tidak pernah beroleh kemurahan dan kasih-Nya bagaikan hidup di padang gurun gersang dan padang asin. Mereka mengomel hidup dalam sengsara, susah dan banyak masalah.

Bagaimana kita dapat menaikkan syukur kepada Tuhan? Dengan berpegang pada hikmat dan memerhatikan kemurahan-Nya (ay. 43).

Hendaknya kita senantiasa bersyukur atas kasih setia Tuhan apa pun keadaan kita – dalam keberkatan maupun kesesakan – sebab Ia yang setia siap menolong asal kita datang dan kembali kepada-Nya. Sadari kasih setia-Nya yang telah menebus kita dari belenggu dosa, hargai segala kemurahan-Nya yang telah membela kita dan memuaskan jiwa. Juga tak lupa menyaksikan semua perbuatan-Nya yang ajaib agar Nama Tuhan makin dipermuliakan. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: