Shalom,
Ketika bepergian ke suatu tujuan diantar oleh pengemudi yang teruji dan telah kita kenal, kita akan merasa tenang dalam perjalanan dan tiba di tempat tujuan dengan aman dan selamat. Seberapa dekat kita mengenal Tuhan yang membawa kita tiba di tujuan terakhir perjalanan hidup kita? Sudahkah kita memercayakan diri kepada-Nya yang memberikan kepastian jaminan keselamatan?
Mazmur 118 dibuka dan ditutup dengan ajakan untuk bersyukur kepada TUHAN, sebab Ia baik dan bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (ay. 1, 29). Bahkan pemazmur sendiri telah memberikan teladan hidup yang bersyukur kepada TUHAN (ay. 21, 28).
Nama penulis Mazmur 118 tidak dicantumkan namun nada dan syairnya identik dengan kehidupan Raja Daud saat mengalami kesesakan, pengepungan dan desakan untuk menjatuhkan. Bahkan ketika Daud membawa tabut Allah ke Yerusalem dan mengalami kemenangan, dia kemudian mengajak umat dan para musisi menyanyi bersyukur kepada Tuhan (1 Taw. 16:34; Mzm. 118:1). Kalaupun Mazmur 118 ini tidak ditulis oleh Daud, ini setidaknya tetap ada kaitan erat dengannya.
Mazmur ini mengajak kaum Israel, kaum Harun dan orang yang takut akan Tuhan untuk bersyukur kepada-Nya, sebab Ia baik dan kasih setia-Nya kekal untuk selama-lamanya. Ajakan pentingnya bersyukur ini ditulis berulang- ulang (ay. 1-4). Pemazmur mau menekankan bahwa kebaikan dan kesetiaan Tuhan adalah jaminan keselamatan bagi orang yang dibenarkan oleh Allah. Kepastian jaminan keselamatan menyangkut perlindungan dan keamanan atas keselamatan kita di dunia ini hingga kepada kehidupan kekal bersama Tuhan.
Ada dua dasar yang menjadi jaminan keselamatan kita, yakni:
- Keselamatan yang teguh, kekal dan pasti didasarkan pada pribadi Allah (ay. 1-4, 29).
Pemazmur menyatakan pribadi Allah dengan sebutan “TUHAN” (YHWH) yang menjamin keselamatan kita. Ia adalah Allah yang hidup dan kekal – ada di masa lampau, sekarang dan selamanya. Pemazmur berulang- ulang menekankan kasih setia Tuhan dan tahu masa depan kita karena Dia kekal tidak dibatasi ruang dan waktu.
Ia kuat dan perkasa. Di zaman Musa, Allah pertama kali menyatakan diri-Nya sebagai TUHAN dan menegaskan tidak ada Allah lain selain TUHAN (Kel. 6:1-2, 3:14). Keperkasaan-Nya dibuktikan bagaimana Ia mengalahkan semua ilah Mesir melalui tulah-tulah. Jelas tidak ada kekuatan lain yang menjamin keselamatan kita kecuali Tuhan.
Ia juga ingin berelasi dekat dengan umat-Nya. Bila kita mencermati saat penciptaan langit, bumi dan isinya, tertulis Allah yang menciptakannya (Kej. 1) tetapi kata TUHAN muncul di penciptaan manusia (Kej. 2). Penulis Musa ingin menunjukkan adanya relasi antara manusia dengan TUHAN yang mengenal dan menjamin hidupnya. Ia ingin dekat dengan umat-Nya bahkan berelasi seperti suami istri yang saling mengasihi. Dengan demikian kita tidak perlu takut karena keselamatan kekal dijamin oleh Tuhan.
Pemazmur juga menyebut TUHAN adalah Pribadi yang baik. Ia tidak pernah merancangkan kejahatan atau keburukan dalam kehidupan umat-Nya (bnd. Yer. 29:11; Yak. 1:17; Rm. 8:28). Perlu diketahui, kebaikan Tuhan tidak berarti roda kehidupan berjalan lancar tanpa ada masalah keuangan, kesehatan, pekerjaan dst. namun yang pasti segala sesuatu indah pada waktunya (Phk. 3:11). Masalahnya, manusia tidak dapat menyelami apa yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Kita hanya memikirkan kondisi hari ini yang sulit dan menyesakkan tetapi Tuhan yang kekal – Alfa dan Omega – sudah mengetahui dan menjamin keselamatan kita sehingga kita tidak perlu khawatir akan masa depan kita.
Selain itu, Allah adalah Pribadi penuh kasih setia yang kekal untuk selama-lamanya. Kasih setia-Nya dibuktikan bagaimana Ia memilih bangsa Israel dan membebaskan mereka dari tanah Mesir dan menjamin keselamatan mereka dengan memelihara serta melindunginya walau mereka sering bersungut-sungut dan memberontak kepada-Nya. Kenyataannya, manusia sering tidak setia tetapi Tuhan tetap setia karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya (2 Tim. 2:13). Kesetiaan-Nya menjamin keselamatan kita sebagai penggenapan akan janji-Nya.
- Jaminan keselamatan kita didasarkan pada karya Allah (ay. 5-28).
Pemazmur mengenal siapa Allah dan ia juga mengalami karya Allah dalam hidupnya, kemudian dia membagikan pengalamannya untuk menjadi dasar jaminan keselamatan bagi kita.
Apa saja karya Allah yang dialami oleh pemazmur (juga kita)?
-
- Allah di pihak kita, Ia melindungi kita (ay. 5-9).
Saat dalam kesesakan, pemazmur berseru kepada Tuhan dan Ia menolongnya. Pemazmur tidak takut dan mengaku lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia. Allah berpihak kepada orang benar, membuatnya tetap dapat berdiri dan selamat karena Tuhan tempat perlindungannya.
Daud berada dalam kesesakan dikejar-kejar Raja Saul yang mau membunuhnya. Daud berseru kepada Tuhan dan diselamatkan oleh-Nya. Tuhan melindungi Daud yang sudah dipilih dan diurapi oleh-Nya. Terbukti kesesakan apa pun tidak akan menghilangkan jaminan keselamatan kita karena Tuhan menolong kita.
Banyak hal dapat membuat kita sesak seperti: kebutuhan sehari-hari, orang dekat menjadi musuh dalam selimut, pekerjaan yang menumpuk dll. Jangan biarkan kesesakan tersebut mengurangi kepercayaan kita kepada Tuhan atau mencari solusi di luar Tuhan yang membuat kita makin sesak atau malah mencari kesesakan karena ulah sendiri! Firman Tuhan mengingatkan agar kita hidup cukup dengan apa yang ada (jangan menjadi hamba uang) dan Ia tidak akan meninggalkan kita (Ibr. 13:5-6). Waspada, ketidakpuasan dan keserakahan termasuk berhala (Kol. 3:5; Ef. 5:5) yang dapat membuat manusia jatuh ke dalam pelbagai pencobaan. Tentu kita harus bekerja (2 Tes. 3:10) tetapi jangan bertuhankan perut (Flp. 3:19) bahkan melayani dengan motivasi urusan perut. Sebaliknya, hidup cukup tidak akan membuat kita sombong atau minder yang dapat mencemarkan Nama Tuhan (Ams. 30:9). Yakinlah bila Tuhan di pihak kita, kita akan dimampukan keluar dari kesesakan yang menimpa kita!
-
- Allah mematahkan serangan lawan dan memagari orang percaya (ay. 10-12).
Pemazmur dikelilingi/dikepung oleh segala bangsa seperti lebah tetapi dengan Nama Tuhan dia berhasil mematahkan serangan mereka.
Daud pernah dikepung Raja Saul untuk dibunuh tetapi Tuhan menolongnya dan membuat Raja Saul mundur. Penduduk Yehuda di Yerusalem juga dikepung oleh musuh tetapi Tuhan menolong menyelamatkan mereka.
Aplikasi: Nama Tuhan yang kuat menjamin keselamatan kita sehingga kita tidak perlu khawatir dengan apa pun yang mengelilingi/mengepung dan menyerang kita. Nama-Nya berkuasa mengalahkan pergumulan dan masalah berat yang mengimpit dan mengelilingi kita. Keselamatan kekal sudah Tuhan sediakan bagi kita.
-
- Tangan Allah menopang orang benar agar tidak jatuh binasa (ay. 13-18).
Pemazmur mengalami penolakan hebat sampai jatuh tetapi Tuhan menolongnya. Tuhan menjadi keselamatan orang-orang percaya yang ditolak oleh dunia (Yoh. 15:19).
Orang Israel pernah ditolak oleh Firaun dan generasi mereka mau dihancurkan (genosida) di mana anak laki-laki dibunuh agar tidak ada lagi keturunan. Namun Tuhan melindungi bangsa Israel dan mengeluarkan mereka dari tanah Mesir oleh tangan perkasa-Nya (Kel. 5:24).
Aplikasi: tangan Tuhan yang perkasa siap menolong kita yang didesak, ditolak oleh pihak luar yang mau menjatuhkan kita. Masalahnya, terkadang kita dibuat jatuh bukan oleh orang lain tetapi karena diri sendiri yang penuh dengan ketidakpuasan dan keserakahan seperti dilakukan oleh Daud. Dia jatuh dalam dosa zina tetapi dengan penuh kerendahan hati dia mengakui kesalahannya dan minta ampun maka Tuhan yang penuh kasih setia mengangkatnya kembali dari kejatuhan tetapi tetap harus menjalani konsekuensi dari perbuatannya. Tuhan menghajarnya dengan keras tetapi Ia tidak menyerahkan dia kepada maut (ay. 18).
Jelas, hajaran Tuhan atas dosa kesalahan kita bukan untuk mematikan tetapi untuk menghidupkan dan mengangkat kita karena di sinilah kasih dan keadilan Tuhan bertemu. Memang kalau kita mengakui dosa kita, Tuhan yang setia akan mengampuni kita tetapi Ia yang adil akan menyucikan hidup kita (1 Yoh. 1:9). Kita harus menjalani konsekuensi dari dosa yang kita lakukan melalui proses penyucian namun Ia yang penuh belas kasihan tetap menjamin hidup kita. Oleh sebab itu jangan sembarangan berbuat dosa dan berpikir Tuhan yang setia akan menjamin keselamatan kita (Rm. 6:1). Justru kita yang sudah dibenarkan dan diselamatkan oleh Tuhan harus berjalan di dalam kekudusan secara progresif hingga makin serupa dengan Kristus.
Ingat, tidak ada satu pun dapat menjatuhkan kita karena kita ada di dalam tangan Tuhan yang menjaga kehidupan kita. Memang karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman (Ef. 2:8) tetapi iman harus disertai perbuatan iman (Yak. 2:17) dengan hidup dalam kekudusan.
-
- Allah, sumber keselamatan, dikerjakan di dalam Kristus (ay. 19-28).
Daud mempersiapkan pembangunan Bait Suci dan Salomo mendirikannya karena ada pintu gerbang keselamatan di dalam hadirat Tuhan. Pintu gerbang keselamatan itu digenapi di dalam Kristus Yesus sebagai satu-satunya jalan kebenaran kepada Allah sehingga orang benar beroleh keselamatan.
Pemazmur menulis tentang batu penjuru yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan (ay. 22) digenapi di dalam pribadi Yesus Kristus berkaitan dengan keselamatan (Mat. 21:42; Kis. 4:11; 1 Ptr. 2:7). Orang yang percaya kepada Kristus, sang batu penjuru, akan tetap berdiri tegak di atas batu penjuru itu. Dengan kata lain, Kristus menjadi dasar keselamatan bagi orang-orang benar.
Lebih lanjut pemazmur menulis, “Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan” (ay. 26) banyak dikutip di kitab Injil yang menekankan bagaimana Kristus datang membawa keselamatan. Ia datang dari Allah untuk memberkati dan menyelamatkan umat-Nya. Jaminan keselamatan dipenuhi ketika Tuhan datang kembali untuk membawa kita masuk dalam kekekalan bersama- Nya. Untuk itu kita patut bersyukur kepada Tuhan sebab Dia baik seperti dilakukan oleh pemazmur dalam merespons jaminan keselamatan itu.
Aplikasi: kita sudah dibeli oleh darah Kristus dan sengat maut sudah dikalahkan. Walau masih dalam pergumulan, kita pasti mengalami kemenangan sebab tidak ada “apa pun” (kesesakan, penganiayaan, penolakan, dll) atau “siapapun” (manusia, malaikat, Iblis, dll.) yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan (Rm. 8:18-39).
Jaminan keselamatan dari Allah digenapi di dalam Yesus Kristus sehingga kita tidak perlu takut saat menghadapi kesesakan, pengepungan, penolakan dll. sebab tidak ada sesuatu apa pun dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. TUHAN yang kekal, berkuasa melindungi, menyertai dan menopang kita umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan hingga Ia datang kembali menjemput kita untuk masuk dalam keselamatan kekal bersama-Nya selamanya. Oleh sebab itu kita perlu bersyukur dan menceritakan perbuatan besar Allah bagi kemuliaan-Nya. Amin.