• TUHAN TIDAK MENINGGALKAN PERBUATAN TANGAN-NYA
  • Mazmur 138
  • Lemah Putro
  • 2025-09-28
  • Pdp. Hari G. Lianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1783-tuhan-tidak-meninggalkan-perbuatan-tangan-nya
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
tuhan-tidak-meninggalkan-perbuatan-tangannya

Shalom,

Yakinkah Tuhan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya? Jika yakin, kita akan memiliki suatu pemikiran dan perspektif lain di dalam kita beribadah kepada Tuhan. Jujur, bukankah banyak orang beribadah kepada Tuhan karena mempunyai maksud tertentu yakni menarget Tuhan (memaksakan kehendak/niat kita) bahwa Ia pasti menjawab/mengabulkan doa permohonan kita terkait dengan pergumulan dalam kehidupan nikah, keuangan, kesehatan, pekerjaan dll.? Akibatnya, jika harapan kita tidak terpenuhi, kita menganggap (peng)khotbahnya tidak bagus dan kita pulang dengan perasaan kecewa. Tak jarang pula orang beribadah dengan target mengatur topik Firman Tuhan yang disampaikan agar berbicara tentang hal-hal yang lagi viral dan digemari banyak orang. Dan masih banyak lagi maksud serta motif orang datang beribadah namun sesungguhnya kita mengadakan kebaktian untuk berbakti kepada Tuhan.

Kalau begitu bagaimana kita beribadah dengan benar dan tepat?

Kita beribadah kepada Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya dan yakin bahwa Ia tidak pernah melupakan perbuatan tangan-Nya. Tuhan pasti melakukan yang terbaik bagi kita semua.

Perlu diketahui Kitab Mazmur bukanlah kitab sejarah – Mazmur 137 mengisahkan perjalanan iman bangsa Israel saat berada di tempat pembuangan Babel sementara Mazmur 138 yang tidak berurutan kejadiannya (jeda waktu ± 400 tahun) Tuhan menyatakan kondisi berbalik yakni dari keadaan terpuruk di Babel menjadi suatu ucapan syukur. Sungguh sulit dimengerti oleh akal manusia bagaimana Firman Tuhan dirangkai begitu indah tanpa melihat waktu kejadian dan siapa pelakunya namun dapat membangkitkan iman kepada Tuhan bahwa Ia bekerja seturut kehendak dan rencana-Nya. 

Kita tahu bangsa Israel menderita oleh sebab dosa kesalahan mereka sampai harus dibuang ke Babel dan mengalami kesesakan luar biasa sehingga mereka berteriak minta pertolongan Tuhan (Mzm. 137). Apa yang terjadi setelah Tuhan menguji mereka agar kembali setia kepada-Nya? Raja Daud bersyukur memuji kepada Tuhan. 

Mengapa Daud (juga kita) harus mengucap syukur kepada Tuhan menurut Mazmur 138? 

  • Oleh sebab kasih dan setia-Nya Tuhan (ay. 1-4). 

Daud mengakui kedaulatan Tuhan dan percaya akan kasih dan kesetiaan-Nya yang kekal selamanya. 

Di dalam penderitaan maupun kemenangan, Tuhan tetap setia karena Ia tidak akan meninggalkan perbuatan tangan-Nya. 

Aplikasi: hendaknya kita senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan dalam kondisi apa pun (1 Tes. 5:18) – sukacita karena beroleh berkat dan pertolongan-Nya maupun saat menghadapi pergumulan dan tantangan hidup yang seizin Tuhan terjadi. 

Kita patut bersyukur karena Tuhan mengasihi kita. Tahukah kasih Tuhan yang terbesar dan yang terutama dibuktikan dengan pengurbanan Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus, dengan rela mati disalib untuk menebus dosa dan mengampuni kita? Sungguh, Ia mengasihi kita dengan kasih yang kekal (Yer. 31:3). 

Selain kasih, Tuhan juga setia dan sifat kesetiaan-Nya tidak pernah berakhir sampai pada kekekalan  (2 Tim. 2:13; Mzm. 136:26). 

Raja Daud pernah mengalami kesesakan dan merasa Tuhan “melupakannya” (Mzm. 13:2-3). Benarkah Tuhan meninggalkan dia dan tidak menjawab seruan doanya? Ternyata di dalam kemegahan, kekayaan dan kekuasaannya yang luar biasa, Daud tetap mengandalkan Tuhan. Tindakan apa yang dilakukan oleh Daud?  Dia percaya akan kasih setia Tuhan dan yakin akan keselamatan/pertolongan datang dari-Nya (ay. 6).

Faktanya, ada banyak hal di dalam hidup ini yang tidak dapat kita atasi dengan kemampuan diri sendiri tetapi kita hanya dapat bergantung pada Tuhan. Untuk itu diperlukan iman dan pengharapan yang kukuh kepada-Nya. Jangan membatasi dan mengukur kasih Tuhan sebesar doa permohonan kita yang dijawab oleh-nya! Satu hal yang perlu diketahui yakni kasih Tuhan tidak pernah berubah. 

  • Janji Tuhan membuat Daud (juga kita) bernyanyi tentang kebesaran dan kemuliaan-Nya (ay. 5).

Kita bersyukur kepada Tuhan oleh sebab kebaikan-Nya walau mungkin saat ini keadaan kita tidak baik-baik saja. Ingat, Ia tidak pernah mengingkari janji-Nya (berkat pemeliharaan, perlindungan, penghiburan, jalan keluar dst.) dan menjawab sesuai waktu-Nya. Kalaupun doa permohonan kita belum terjawab bukan berarti Tuhan tidak peduli akan keadaan kita atau melupakan kita; justru ini membangkitkan iman dan pengharapan kita kepada-Nya sebab rancangan-Nya itu indah dan baik adanya (Yer. 29:11). Jangan meragukannya kemudian kecewa apalagi meninggalkan Tuhan gara-gara Ia belum menjawab doa kita! Ini bukan akhir dari hidup kita. Bukankah bukti penyertaan-Nya, Tuhan menanamkan perasaan damai dan ketenangan di dalam kepedihan menantikan pertolongan dari-Nya sehingga kita tetap dapat bersyukur kepada-Nya?

  • Sadar akan keadilan Tuhan (ay. 6).  

Jujur, kita sering mendengar bahkan mengalami ketidakadilan dengan orang-orang di sekitar kita. Memang dunia ini penuh dengan ketidakadilan namun di hadapan Tuhan semua akan diperlakukan dengan adil. Contoh: Ayub di dalam ujian penderitaan hidup, kehilangan semua orang di sekitarnya (keluarga dan sahabat), harta bendanya ludes, kesehatannya juga memburuk. Bahkan dia menjadi bahan tertawaan dan ejekan serta hinaan (Ay. 17:2; 30:9-10) namun di situlah keadilan Tuhan dinyatakan. Tuhan membela dan memulihkan keadaan Ayub. 

Aplikasi: kita pastikan bahwa Tuhan itu adil dan kita tidak perlu membela diri dengan segala upaya kita untuk menciptakan keadilan sendiri. Sebaliknya, hendaknya kita menyerahkan kepada Tuhan yang adil untuk menyelesaikan masalah kita. 

Bicara tentang keadilan, kepada siapa Tuhan bertindak adil? Meremukkan kesombongan orang yang tinggi hati (ay. 11; Yes. 13:11). Ingat, Tuhan memang kasih tetapi jangan lupa Ia juga adil. Jadi Tuhan menghukum mereka yang jahat dan memberkati mereka yang baik. 

  • Memiliki sikap percaya sepenuh kepada Tuhan (ay. 7-8).

Kita harus percaya sepenuh kepada Tuhan terutama saat menghadapi kesesakan dan kesulitan hidup. Harus diakui ini bukanlah perkara mudah untuk dijalani. 

Perhatikan, Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup tanpa masalah tetapi penyertaan-Nya itu nyata. Jadi, seizin Tuhan kita mengalami masalah pelik dengan tujuan iman kita makin bertumbuh dan penyertaan Tuhan makin nyata dialami. Iman kita diuji agar kita tetap percaya dan mengandalkan Tuhan di dalam kesesakan. 

Apa tindakan Tuhan saat kita mengalami kesesakan? 

    • Tuhan mempertahankan hidup kita, artinya Tuhan masih berkenan menjaga nyawa kita. Dengan demikian kita tidak perlu khawatir dengan apa pun yang terjadi di dalam kehidupan kita. 
    • Tangan kanan Tuhan menyelamatkan hidup kita. 

Ketika menghadapi masalah rumit yang berkepanjangan, seseorang dapat menjadi frustasi dan depresi serasa tidak ada jalan keluar kemudian tak jarang mengambil keputusan terburuk yaitu memilih bunuh diri karena tidak tahan menghadapi penatnya hidup. Namun Tuhan berjanji Ia akan menyelamatkan/menjaga/ menolong kita dari kondisi terburuk saat mengalami kesesakan hidup. 

    • Tuhan menyelesaikan masalah kita sebab Ia tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya. 

Kita patut mengimani janji Tuhan yang akan  menyelesaikan masalah hidup yang kita hadapi namun jangan kita menarget Tuhan dan mengharuskan Dia menjawab doa permohonan kita. Perhatikan, terkadang jawaban Tuhan atas doa kita tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan namun ini tidak berarti Ia mengingkari janji-Nya. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita dan menjawab dengan cara-Nya yang terbaik. Mungkin kita tidak mengerti sekarang tetapi jawaban-Nya jauh lebih besar daripada apa yang kita bayangkan sebab rancangan-Nya bukanlah kecelakaan tetapi hari depan penuh harapan.  Sekali lagi kita perlu iman yang kuat untuk tahan dalam ujian yang seizin Tuhan terjadi. 

Pemazmur mengakhiri tulisannya dengan mengatakan, “Janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!”  lebih mengerucut lagi ialah permohonan agar Tuhan tidak meninggalkan dia (juga kita) karena dia (juga kita) adalah perbuatan tangan-Nya. Harus diakui penyertaan Tuhan adalah segalanya bagi kehidupan kita, tanpa-Nya kita bukan apa-apa.

Percayakah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, perbuatan tangan-Nya? Ia senantiasa menyertai kita oleh karena kasih dan setia-Nya yang tak terbatas namun Ia menjawab doa permohonan kita seturut kehendak dan rencana-Nya karena ia mengetahui apa yang terbaik akan masa depan kita. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: