Shalom,
Pernahkah kita menghadapi krisis – suatu keadaan yang berbahaya, genting, suram, mengkuatirkan – atau istilah lainnya “pergumulan hidup”? Selama kita masih hidup di dunia yang penuh dengan dosa dan kejahatan, maka kita tidak pernah lepas dari pergumulan hidup. Namun, apa pun krisis yang dihadapi, yang penting bagaimana kita menghadapi krisis itu.
Mazmur 140 menunjukkan bagaimana Daud mengalami pergumulan hidup. Ia sebagai orang benar merasa tertindas dan lemah, sebab ia mengalami kekerasan, penindasan, fitnahan dan kejahatan dari orang-orang fasik untuk menjatuhkan bahkan hendak membunuh dia. Krisis yang Daud alami tersebut datang dari orang terdekatnya, yaitu raja Saul yang adalah pemimpin, bahkan mertuanya sendiri. Selain itu, krisis tersebut juga disebabkan oleh orang-orang yang menghasut Saul untuk membinasakan Daud. Pergumulan hidup atau krisis dapat datang dari pihak eksternal – orang-orang yang membenci dan memusuhi kita – maupun dari diri sendiri akibat dosa yang diperbuat. Namun demikian, cara kita menghadapi krisis menentukan akhirnya.
Daud memberikan teladan bagaimana menghadapi krisis menurut cara Tuhan seperti tertulis dalam Mazmur 140, yakni:
- Tetap Percaya kepada Tuhan.
Mazmur 140:13, “Aku tahu, bahwa TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin.”
Dalam menghadapi krisis, Daud tetap percaya kepada Tuhan. Dia mengakui Tuhan berdaulat atas hidupnya dan sanggup menolongnya dari masa krisis, sebab Tuhan adil, berkuasa dan selalu melakukan yang terbaik. Bukti kepercayaan Daud kepada Tuhan adalah mengandalkan Tuhan dan bertindak sesuai kehendak Allah.
Introspeksi: masihkah kita percaya kepada Tuhan dan menyerahkan masalah kita sepenuh kepada-Nya? Yakinlah bahwa setiap perkara yang Tuhan lakukan atas hidup kita adalah demi kebaikan kita dan semuanya indah pada waktunya.
Kepercayaan Daud ditunjukkan dengan mengandalkan Tuhan sepenuhnya ketika menghadapi krisis. Hal ini dinyatakan dengan dia berseru (berdoa) kepada Tuhan: “Luputkanlah aku ya Tuhan! (ay.2), Peliharalah aku ya Tuhan! (ay.5), Berilah telinga kepada permohonanku ya Tuhan! (ay. 7), Jangan biarkan orang-orang fasik itu berhasil ya Tuhan! (ay. 9)”. Daud berseru kepada Tuhan, sebab dia yakin bahwa Tuhan adalah keselamatannya (ay.8-9) dan Tuhan akan bertindak adil bagi umat-Nya (ay.13-14).
Alkitab mengisahkan bagaimana Daud senantiasa mengandalkan Tuhan dengan berseru kepada-Nya ketika krisis. Kitab sejarah menunjukkan beberapa pengalaman Daud bersama dengan Tuhan, yaitu: ketika menghadapi Goliat, dia yakin akan kelepasan dari Tuhan Allah (1Sam. 17:37); ketika dikejar-kejar Saul, dia berseru kepada Tuhan, baik secara langsung maupun melalui imam (1Sam. 21:1; 22:9-10; 23:9-13); ketika menghadapi orang Filistin, dia bertanya kepada Tuhan (1Sam. 23:2; 2Sam. 5:17-25); bahkan ketika mengalami masalah pribadi dan keluarga, dia juga berdoa kepada Tuhan (2Sam. 12:16; 15:31).
Introspeksi: ketika menghadapi krisis hidup di dalam keluarga, pekerjaan, studi, pelayanan, masihkah kita mengingat Tuhan dan menjadikan Dia sandaran dalam kehidupan kita? Atau justru kita mengandalkan yang lain lalu melupakan Tuhan?
Selanjutnya, Daud tidak hanya berdoa tetapi juga melangkah dengan iman. Ketika menghadapi krisis, ia bertindak sesuai kehendak Tuhan, karena ia percaya bahwa Tuhan akan bertindak adil (Mzm. 140:13). Daud mengenal siapa Tuhan dan memiliki relasi intim dengan-Nya. Percaya kepada Tuhan bukan berarti berdiam diri tanpa melakukan apapun - ada bagian yang harus kita kerjakan sesuai Firman TUHAN.
Salah satu kisah sejarah yang melatarbelakangi Mazmur 140 adalah peristiwa ketika Daud menghadapi krisis karena dikejar-kejar oleh raja Saul dan difitnah oleh orang-orang yang membenci dirinya. Bagaimana Daud bertindak menghadapi krisis? Daud melakukan bagiannya dan menyerahkan keadilan kepada Tuhan. Contoh: menghadapi Raja Saul yang membenci dan hendak membunuhnya, Daud tidak mau berhadapan langsung dengan Saul tetapi melarikan diri, bukan berarti dia pengecut. Daud menyerahkan penghakiman kepada Tuhan yang adil (1 Sam. 24:1-23). Daud tidak bertindak dengan caranya sendiri walaupun ada dua kali kesempatan untuk membunuh Saul sebab dia sadar Saul adalah orang yang diurapi Tuhan (1 Sam. 24 dan 26). Bisa saja Daud menghabisi nyawa Saul dan krisis masalahnya selesai, tetapi dia tidak melakukannya sebab dia tahu ini bertentangan dengan kehendak Tuhan. Daud tetap menghormati Saul sebagai atasannya dan menghargai otoritas Tuhan yang diberikan kepadanya, sekalipun pemimpin ini jahat kepadanya. Firman Tuhan mengingatkan agar hamba tunduk kepada tuannya walau tuannya bengis (1 Ptr. 2:18). Daud tetap menjaga lisan dan perbuatannya benar sekalipun menghadapi krisis.
Aplikasi: saat menghadapi krisis, hendaknya kita tidak bertindak gegabah yang membuat kita berdosa kepada Tuhan. Gunakan cara Tuhan agar solusi yang kita lakukan berkenan di hadapan-Nya! Juga menghadapi “musuh” yang membenci kita, tetaplah bersikap hormat dan santun seperti yang dilakukan Daud terhadap Saul. Jangan malah keluar sumpah serapah dari mulut karena luapan emosi kita kepadanya!
Daud juga menanyakan mengapa Saul mendengarkan fitnahan orang-orang yang mengatakan Daud berikhtiar mencelakai Saul. Lidah mereka berbisa merancang kejahatan padahal Daud tidak melakukan hal itu. Daud menyerahkan masalah ini ke dalam tangan Tuhan, membiarkan Tuhan berperkara atas orang itu. Akhirnya Saul mengonfirmasi bahwa Daud memang tidak bersalah. Lebih dari itu, Tuhan punya banyak cara dalam menolong umat-Nya (bdg. 1Sam. 23:14, 25-29; 1Sam. 26:12).
Cara Saul menghadapi krisis sangatlah berbeda dengan Daud. Saul yang penuh iri hati dan kebencian menggunakan caranya sendiri yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dia berusaha membunuh Daud berkali-kali tetapi Tuhan meluputkan Daud. Bagi kita sekarang, percayalah bahwa Tuhan tidak menutup mata dan membiarkan kita berjalan sendiri ketika menghadapi krisis asal kita tetap berpegang kepada Tuhan dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.
- Tetap memuji Tuhan dan diam di hadapan-Nya.
Mazmur 140:14, “Sungguh, orang-orang benar akan memuji nama-Mu, orang-orang jujur akan diam di hadapan-Mu.”
Ketika menghadapi Krisis, kita harus tetap menjadi orang benar & jujur, sehingga kita memuji nama Tuhan & senantiasa diam di hadapan-Nya! Tetap memuji Tuhan artinya apa pun keadaannya, kita tetap memuji Tuhan. Jangan biarkan permasalahan hidup sekrisis apa pun membuat kita lupa bahkan meninggalkan Tuhan! Hendaknya pujian syukur tetap kita nyatakan kepada Tuhan dan tetap tenang berada di hadapan-Nya.
Di masa tuanya, Daud mengingat perbuatan baik Tuhan dan dituangkan dalam tulisannya sebagai nyanyian ucapan syukur kepada Tuhan (2 Sam. 22). Daud menyebut Tuhan sebagai bukit batu, kubu pertahanan, penyelamatnya, gunung batu tempat dia berlindung, perisai, tanduk keselamatan, kota benteng, tempat pelariannya, juru selamat yang menyelamatkannya dari kekerasan dst.
Dadu tetap memuji Tuhan apapun keadaannya, bahkan sekalipun belum ditolong Tuhan, memuji Tuhan (2Sam. 22:4). Terlebih lagi setelah ditolong Tuhan dalam menghadapi krisis. Daud tinggal tenang di hadapan Tuhan karena Tuhan menjadi Rajanya dan tempat keselamatannya, ia bersama dengan Tuhan selamanya.
Aplikasi: ketika menghadapi krisis, kita tetap memuji Tuhan dan percaya bahwa tidak ada masalah dan pergumulan hidup yang tidak dapat ditangani oleh-Nya. Bahkan krisis terbesar dalam kehidupan kita yaitu pergumulan dosa, yang menyebabkan kita terpisah selamanya dengan Tuhan sudah Ia selesaikan bagi kita. Masakan Ia tidak menyelesaikan krisis-krisis lainnya? Apa pun krisis yang kita hadapi, Tuhan memiliki banyak cara untuk menolong kita asal kita menghadapinya dengan cara Tuhan. Ingat, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita (Rm. 8:28-39)?
Akhirnya, harus diakui setiap dari kita pasti pernah mengalami masa krisis/pergumulan hidup baik yang ringan maupun berat. Bagaimana kita menyelesaikan masalah yang rumit ini? Mencari pertolongan manusia yang sering mengecewakan atau menyelesaikannya dengan cara sendiri yang sering malah menambah kerumitan? Datang dan hampiri Tuhan yang berkuasa memberikan yang terbaik karena tidak ada krisis apa pun yang tidak dapat diselesaikan oleh-Nya. Kita tinggal percaya kepada Dia, tidak perlu meragukan kuasa-Nya, menyerahkan semua kepada-Nya dan Ia akan menyelesaikan seturut cara-Nya. Dan jangan lupa dalam menghadapi krisis, kita senantiasa memuji Nama-Nya dan tetap tenang di hadapan-Nya! Amin.