• Kesukaan Besar bagi seluruh Bangsa
  • Lukas 2 : 1 - 20
  • Lemah Putro
  • 2021-02-07
  • Pdm. Jusak Pundiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/807-kesukaan-besar-bagi-seluruh-bangsa
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Zaman dahulu ada beberapa pohon buah yang berbuah hanya pada musimnya, misal: pohon durian, mangga, nangka dll. Namun kini teknologi pertanian berhasil merekayasa melalui pemupukan khusus, pengaturan pengolahan tanah dsb. sehingga pohon buah dapat berbuah tanpa mengenal musim alias sepanjang tahun. Bukankah Alkitab didesain Allah di dalam kekekalan, kemahatahuan dan kemahakuasaan-Nya untuk menjangkau di setiap musim hidup kita (sukacita maupun dukacita) supaya kita dapat menikmatinya tanpa mengotak-ngotakkannya seperti: ada bagian Firman yang cocok untuk musim Paskah, Pentakosta, Kenaikan Yesus, Natal dll.?

Tema “KESUKAAN BESAR BAGI SELURUH BANGSA” pagi ini akan memberkati kita walau musim Natal telah lewat, karena siapa pun kita, asal mana pun dan musim apa pun membutuhkan kesukaan besar dari Allah.

Apa fakta kesukaan besar yang Allah janjikan kepada seluruh bangsa di dunia?

  • Tersedia di balik kesukaran hidup orang percaya (ay. 1-7)

Ada pepatah mengatakan“Jer basuki mowo beyo” atau “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit- sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” atau “no pain, no Gain” yang semuanya berarti kita harus berjuang lebih dahulu untuk meraih keberhasilan. Kesukaan besar menjadi klimaks dan akhir dari kesukaran hidup orang percaya. Demikian pula Yusuf dan Maria (yang sedang mengandung) harus mengalami kesukaran besar (ay. 1-7) sebelum menikmati sukacita luar biasa (ay. 8-20).

Kesukaran besar apa yang diderita oleh Yusuf dan Maria?

Lukas 2:1-3 menuliskan, “Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri masing-masing di kotanya sendiri.”

Siapa Kaisar Agustus itu? Kaisar Agustus memerintah di Kerajaan Romawi (27SM – 14M). Dia berjaya tetapi membuat susah orang Yahudi karena sensus. Melihat situasi dan kondisi di zaman itu, perintah sensus ini menjadi kesukaran bagi orang-orang Yahudi (kaya maupun miskin) karena setiap orang harus pergi ke kota kelahirannya. Menurut sejarah, pada sensus berikutnya banyak yang menentang bahkan ada sekelompok orang Yahudi memberontak dan hal ini dicatat oleh dokter Lukas dalam tulisannya (Kis. 5:37). Masih ingat sensus yang dilakukan oleh Raja Daud menimbulkan murka Allah (2 Sam. 24:2,10,17)?

Di tengah-tengah kesukaran ini, Maria yang mengandung tua (ay. 4-5) juga pulang dari Nazaret ke Betlehem (± 113-120 km). Seperti telah dijanjikan Allah, Maria mengandung dan akan melahirkan Anak Allah Yang Mahatinggi tetapi turut mengalami kesukaran-kesukaran dalam perjalanan karena perintah sensus ini. Di zaman itu perjalanan (kaki) normal tanpa mendaki bukit, menuruni lembah atau menyeberang sungai dapat dicapai ± 29 km per hari sementara dengan caravan dapat ditempuh 32-35 km per hari. Total perjalanan yang ditempuh Yusuf dan Maria sekitar 3-4 hari. Dapat dibayangkan betapa menderitanya Maria saat itu dalam kondisi mengandung bahkan sempat mengalami sakit bersalin karena tak lama setibanya di Betlehem dia melahirkan!

Ternyata kelelahan fisik yang diderita Maria belum seberapa dibandingkan dengan kelelahan batin sebab dia harus melahirkan di tempat (binatang) dan membaringkan bayi Yesus di palungan (ay. 6-7). Kain lampin pasti sudah dipersiapkan dari Nazaret tetapi yang menyesakkan dada ialah bagaimana mungkin bayi yang dijanjikan menjadi Anak Allah Yang Mahatinggi harus menghadapi kesukaran semacam itu – hanya tersedia palungan di tempat binatang? Bagaimanapun juga Maria tetap bertahan pada janji Allah dan yakin di balik kesukaran ini telah menanti sukacita yang besar sesuai janji Firman Tuhan yang disampaikan Gabriel kepadanya.

Introspeksi: kesukaran hidup apa yang kita alami saat ini yang kenyataannya tidak cocok dengan janji-janji Firman Tuhan yang membangkitkan iman dan menimbulkan pengharapan? Peganglah janji Allah oleh iman pada Firman sebab dibalik kesukaran hebat telah tersedia kesukaan besar!

  • Merupakan buah keselamatan melalui Kristus (ay. 8-14).

Sebenarnya nama asli Kaisar Agustus ialah Oktavian yang menyingkirkan dua jendral saingannya: Antony dan Lepidus. Antony bergabung dengan penguasa terakhir dari dinasti Ptolomeus di Mesir, Ratu Cleopatra, melawan Oktavian tetapi mereka kalah dan mati. Dengan demikian Oktavian menjadi penguasa tunggal Roma dan ia berhasil mengambil hati rakyat serta militer lalu memperluas jajahan Romawi. Dia mendapat julukan Agustus (Latin: orang yang makin bertambah-tambah atau termasyhur). Kirenius adalah salah satu pendukungnya. Bila dibandingkan dengan Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi, kemasyhurannya tidak ada apa-apanya tetapi Allah menentukan Yesus lahir di tempat yang hina. Kesukaan besar bernilai kekal yang dialami oleh Maria jauh melebihi kesukaannya Agustus.

Introspeksi: apa penyebab kesukaan besar yang kita rasakan? Apakah karena berkat-berkat jasmani seperti jabatan tinggi, nama termasyhur, disegani orang banyak dst.? Ingat, tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan berkat-berkat jasmani tersebut! Bukankah pandemi COVID-19 membuktikan siapa pun – kaya-miskin; presiden-rakyat jelata; tua-muda; pendidikan tinggi-buta huruf dll. tidak berdaya menghadapi virus mematikan ini apalagi di hadapan Allah? Hanya ada satu solusi untuk mengalami kesukaan besar yaitu bersedia menerima keselamatan di dalam Kristus.

Siapa lagi yang mengalami kesukaan besar? Para gembala yang menjaga ternak di padang (di Betlehem) pada waktu malam (ay. 8). Mereka tidak perlu berpikir jlimet tetapi cepat merespons apa yang diberitakan oleh malaikat.

Lokasi Betlehem tidaklah jauh dari Yerusalem di mana terdapat Bait Allah (± 8 km). Mereka setia menjaga domba- domba untuk beberapa kepentingan: diambil bulunya untuk dijadikan wol, susunya juga untuk konsumsi minuman dan dari ternak tersebut ada yang dijaga juga dirawat sedemikian rupa supaya tidak cacat untuk dirinya atau keluarganya, atau untuk dijual sebagai kurban bakaran di hari raya orang Yahudi di Bait Allah.

Aplikasi: siapa pun kita, hendaknya kita bertindak seperti gembala-gembala ini yang mana dari sekian banyak berkat, ada berkat dipersiapkan untuk kurban bagi Allah. Jika hal ini dilakukan dengan rendah hati serta tanpa pamrih sebagai ucapan syukur, kita akan menerima kesukaan besar di tengah-tengah kesukaran hidup.

Perlu diketahui, para gembala ini biasa hidup dalam ketakutan karena berkali-kali diteror oleh oknum-oknum penjajah (ay. 9-11). Namun malaikat menegaskan supaya mereka tidak takut sebab kesukaan besar ini dari kemuliaan TUHAN yang sinarnya mengalahkan kegelapan.

“Jangan takut…telah lahir bagimu Juru Selamat..” berkaitan dengan nyanyian Zakharia tentang pengampunan dosa (Luk. 1:77) → konsep kurban binatang di Bait Allah. Oleh sebab itu Kristus Tuhan harus dilahirkan di tempat binatang kurban.

Aplikasi: sinar kemuliaan TUHAN mengalahkan kejahatan dan isu-isu dunia yang membuat takut serta menakut- nakuti hati yang lemah. Jika kita merasa takut terhadap situasi-kondisi hari-hari ini, alihkan hati dan pikiran kita dari info-info sosmed yang menakutkan lalu arahkan kepada Kristus Tuhan yang sudah menyelamatkan kita dari dosa serta pegang janji-Nya yang memastikan kita beroleh hidup kekal.

Walau bayi Yesus dibungkus kesederhanaan kain lampin dan terbaring di palungan (ay. 12), tetap semua ini tidak dapat dibeli/ditukar dengan seluruh kekayaan jajahan Romawi yang disensus oleh Kaisar Agustus. Keselamatan tidak dapat dibeli oleh apa pun kecuali melalui kurban Kristus.

Lebih lanjut malaikat menyatakan keagungan nilai keselamatan Allah yang membuahkan kesukaan besar (ay. 13-14) yaitu:

⊕ Seagung sejumlah besar bala tentara Surga yang memuji Allah → melebihi kekuatan apa pun di dunia

⊕ Seagung tempat Allah Yang Mahatinggi→ tempat yang jauh lebih tinggi dari takhta kekuasaan di dunia

Introspeksi: apa yang menjadi kesukaan kita? Berapa pun hasil sensus kekayaan kita, rendahkan hati untuk dapat meninggikan dan memuliakan keselamatan dari Allah yang membuahkan kesukaan besar yaitu dengan hidup damai sejahtera dan hidup diperkenan Allah. Ini adalah kualitas hidup melebihi apa pun yang dapat kita capai sebab apa gunanya kita mengumpulkan harta benda tetapi hidup tidak diperkenan Allah bahkan persembahan kurban kita pun ditolak oleh-Nya?

  • Dialami ketika melakukan Firman Allah (ay. 15-20).

Dokter Lukas menyinggung Kirenius (ay. 2) – seorang kepercayaan Kaisar Agustus untuk mengontrol Siria. Dia komandan pasukan yang andal, senator yang berdedikasi tinggi dan loyal/setia. Dalam biografinya, Kaisar Agustus mencantumkan nama Kirenius, “Sekelompok besar orang berkumpul dari seluruh Italia untuk pemilihan saya….ketika Kirenius dan Gayus menjadi konsul.”

Seperti Kirenius, dalam bekerja dan berbisnis kita harus loyal dan berdedikasi untuk mendapatkan kepercayaan dan nama baik. Demikian pula harusnya dalam menanggapi keselamatan yang menghasilkan sukacita besar dari Allah.

Apa yang dilakukan oleh para gembala setelah mendengar berita kesukaan besar dari malaikat? Mereka cepat- cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan bayi itu. Mereka bersaksi tentang apa yang dikatakan kepada mereka juga tentang Anak itu (ay. 15-17).

Aplikasi: hendaknya kita bergereja bukan sebatas status tetapi cepat tanggap melakukan Firman Tuhan. Marilah kita meningkatkan loyalitas, dedikasi dan hidup dalam penggembalaan Firman Allah untuk menjadi saksi Firman yang telah mengubahkan, menolong dan mendatangkan kesukaan besar bagi kita.

Di kandang dengan palungan tempat para gembala berkunjung ada Yusuf-Maria. Dokter Lukas memakai istilah “tunangan” (ay. 5) untuk mengingatkan mereka pernah ada konflik batin: Maria belum menikah sudah hamil juga Yusuf yang menerima Maria dalam kondisi hamil. Namun di sini Yusuf-Maria menyatu karena Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi.

Bandingkan dengan kehidupan nikah Kirenius walau sukses dalam urusan kenegaraan, bermartabat, bergengsi tinggi di masyarakat namun tanpa pengalaman keselamatan Allah melalui Kristus yang lahir di palungan nikahnya gagal. Sejarah Romawi mencatat: di tahun-tahun sekitar Yesus lahir, ia menceraikan istrinya, kemudian di masa Yesus masih kanak-kanak (3M) ia menikah lagi dan di masa Yesus beranjak dewasa (20M), Kirenius menceraikan lagi istrinya. Nikahnya hancur.

Introspeksi: apa yang menyatukan kehidupan nikah kita? Bukan kemashyuran, harta, jabatan apalagi gengsi tetapi keterbukaan hati yang mau diubah oleh Firman Kristus. Hanya hati yang mau taat dan cepat tanggap terhadap Firman Allah serta melakukannya maka kita akan mengalami kesukaan besar dalam nikah.

Apa respons Maria dan mereka yang mendengar kesaksian dari gembala-gembala? Mereka heran dan Maria menyimpan segala perkara dalam hatinya (ay. 18-20).

Aplikasi: betapapun sederhananya Firman Allah disampaikan, berita keselamatan yang menghasilkan kesukaan besar sungguh mengherankan karena berasal dari Allah oleh kurban Kristus, Anak Tunggal-Nya. Oleh karena itu hendaknya kita menghargai, merenungkan dan menyimpannya di dalam hati. Walau mungkin sekarang belum paham tetapi ketika ketakutan muncul saat kita menghadapi kesukaran dan tekanan hidup, Roh Kudus akan mengingatkan Firman Allah yang sudah pernah kita dengar dan simpan di hati. Roh Kudus akan menuntun kita untuk melakukan Firman tersebut. Hasilnya, ketakutan, trauma dan konflik dibereskan, kita mempunyai pengalaman dengan Allah dan menjadi saksi atas kesukaan besar.

Semakin kita mendengarkan, merenungkan dan menyimpan Firman Allah untuk dilakukan, semakin kita merasakan kesukaan besar oleh sebab keubahan dalam hidup pribadi maupun hidup nikah kita. Namun untuk itu kita harus terlebih dahulu mengalami tantangan dan kesukaran hidup serta beriman akan janji keselamatan di dalam Kristus. Dengan demikian, kita akan menikmati kesukaan besar dari-Nya yang tidak dapat digantikan oleh kesukaan apa pun yang ditawarkan oleh dunia. Amin.

 

Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI