• KETAATAN MENDATANGKAN DAMAI SEJAHTERA (JOHOR)
  • Mazmur 119:161-168
  • Johor
  • 2025-05-04
  • Pdp. Hari Gunawan Lianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1752-ketaatan-mendatangkan-damai-sejahtera-johor
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Perlu diketahui untuk menjadi hamba yang setia dibutuhkan suatu ketaatan. Bukankah kita sangat membutuhkan damai sejahtera dalam mengarungi hidup yang penuh dengan ketidakpastian ini? 

Damai sejahtera mempunyai makna: tidak adanya konflik, perselisihan, pertentangan dalam hidup baik secara fisik, emosi maupun spiritual. Selama ada konflik seperti terjadi di Timur Tengah, Rusia – Ukraina dll., pasti tidak ada damai sejahtera di sana. Kenyataannya saat ada konflik besar atau kecil dalam kehidupan nikah dan rumah tangga juga dalam pergaulan berdampak malam hari sulit tidur karena memikirkan konflik tersebut. 

Memang kita tidak dapat menghindari masalah tetapi marilah kita meminta Tuhan untuk mengaruniakan hati damai sejahtera sejati kepada kita. Bagaimana beroleh damai sejahtera dari-Nya? Kita dibenarkan lebih dahulu oleh iman untuk dipulihkan hubungan kita dengan Allah maka kita akan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Yesus Kristus (Rm. 5:1). Yesus sendiri menjanjikan damai sejahtera (tidak seperti diberikan oleh dunia) yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Yoh. 14:27). 

Namun damai sejahtera yang kita terima dari Tuhan tidak untuk dinikmati diri sendiri tetapi harus dibagikan kepada orang-orang di sekitar kita untuk saling melengkapi (Ibr. 12:14). Jangan malah menjadi trouble maker yang suka cari gara-gara sehingga dihindari oleh banyak orang!

Apa makna “ketaatan” dalam Mazmur 119:161-168? Ketaatan di sini berkaitan dengan penundukan kepada Allah dan Firman-Nya bukan karena peraturan tetapi sebagai wujud kasih kita kepada-Nya. 

Perhatikan, selagi hayat masih di kandung badan, kita tidak dapat mengelak dari masalah yang datang tiba-tiba tanpa diundang. Namun, apa pun yang terjadi, kita belajar untuk tetap berpaut dan melekat kepada Tuhan serta kebenaran-Nya untuk mengalami sukacita yang tidak tergoyahkan dari-Nya. 

Di tengah tumpukan masalah yang harus diselesaikan, bagaimana kita dapat beroleh damai sejahtera? Ingat, ketaatan  menciptakan/menimbulkan damai sejahtera dari Tuhan. Ketaatan terbentuk bila kita kembali kepada Firman Tuhan seperti dilakukan oleh pemazmur yang mengasihi Firman-Nya (ay. 161), janji-Nya (ay. 162), Taurat-Nya (ay. 163, 165), hukum-hukum-Nya (ay. 164), perintah-Nya (ay. 167), peringatan-Nya (167), titah-Nya (ay. 168). 

Apa janji Tuhan terhadap orang yang mencintai Firman-Nya? “Besarlah ketenteraman (peace = damai sejahtera) pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.” (ay. 165) atau“Orang yang mencintai ajaran-Mu akan memperoleh damai sejahtera. Tidak ada yang dapat menjatuhkannya.”  (VMD)

Jelas, kalau kita taat karena mengasihi Taurat Tuhan maka akan ada damai sejahtera. Oleh sebab itu sikap kita dalam mendengarkan Firman menentukan bagaimana Tuhan bekerja memenuhi janji-Nya memberikan damai sejahtera kepada kita. Perhatikan, damai sejahtera sejati tidak ditentukan dari seberapa banyaknya harta atau tingginya kedudukan atau banyaknya gelar seseorang. Contoh: seorang ibu kaya raya tidak merasakan damai sejahtera karena ada konflik dengan suaminya.  

Banyak yang menafsirkan Mazmur 119 ditulis oleh Raja Daud yang hebat, berhasil, bergelimang harta tetapi juga seorang raja yang menaruh rasa cinta kepada Firman Tuhan. 

Ketaatan macam apa yang dapat mendatangkan damai sejahtera?

  • Ditandai dengan sikap cinta akan Firman Tuhan (ay. 161-163).

Apa karakteristik cinta kepada Firman Tuhan? 

-     Memiliki sikap gemetar terhadap Firman Tuhan (ay. 161).

Siapa pun (pembesar, petinggi) mengejar pemazmur tanpa alasan, hatinya gemetar terhadap Firman-Nya. Sikap gemetar (in awe = takut dan hormat) terhadap Firman lebih menekankan pada sikap takut akan perintah-Nya. Sikap takut ini bukan disebabkan takut dihukum Tuhan tidak akan berumur panjang, tidak bahagia, tidak diberkati, masuk neraka yang bukan main panasnya dll. tetapi lebih karena kita mengenal Tuhan dan takut kehilangan hubungan/relasi dengan-Nya. contoh: anak muda yang sedang jatuh cinta paling takut putus hubungan dengan pacarnya. Bila kita mengasihi Tuhan, kita akan takut menodai dan menyakiti hati-Nya.  

Tahukah setan juga percaya akan Allah dan mereka gemetar (Yak. 2:19) tetapi mereka gemetar takut dihukum dilemparkan ke lautan api dan belerang (Why. 20:10).  

-     Memiliki sikap gembira atas janji Firman Tuhan (ay. 162). 

Sikap gembira terhadap Firman Tuhan dialami oleh Maria saat mendapat berita dari malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung dan melahirkan Juru Selamat (Luk. 1:47) lalu hatinya memuliakan Tuhan (ay. 46). Bagaimana dengan kita? Apakah kita bergembira menyambut Firman Tuhan dalam hati/hidup kita? Apakah kita bergembira memiliki Kristus melalui Firman-Nya? 

Kegembiraan pemazmur diekspresikan bagaikan mendapat banyak jarahan/great treasure = harta yang banyak (ay. 162). Memang Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan harta tetapi luapan kegembiraan serasa beroleh rezeki nomplok. 

-     Memiliki sikap cinta akan Firman Tuhan (ay. 163).

Pemazmur membenci dan jijik terhadap dusta tetapi sangat mengasihi hukum Tuhan. Kasihnya terhadap Firman Tuhan tidak tergantikan oleh apa pun; hatinya berpusat pada Firman-Nya. 

  • Ditandai adanya sikap memuliakan dan mengagungkan Tuhan dengan benar (ay. 164-165).

Menurut tradisi agama Yahudi, mereka diwajibkan berdoa tiga kali sehari sementara pemzmur memuji Tuhan tujuh kali sehari (ay. 164). Ini tidak termasuk peraturan Taurat yang berjumlah 613 hukum; baru di abad setelah Masehi, Kristen Ortodoks ritus Timur berdoa tujuh kali. Yang jelas bangsa Israel diharuskan memuji Tuhan sesudah makan dan kenyang untuk berterima kasih kepada-Nya (Ul. 8:10).  

Pemazmur memuji Tuhan tujuh kali sehari bukan karena perintah tetapi kesadaran penuh ingin berhubungan terus-menerus dengan-Nya. 

Introspeksi: seberapa intens kita berelasi dengan Tuhan? Juga berapa sering dalam sehari kita memuji, berdoa dan bersyukur kepada Tuhan? Bila kita memuji dan mengagungkan Tuhan dengan benar, kita akan mengalami ketenteraman batin dan pikiran serta tidak mudah tersandung atau menjadi sandungan (ay. 165). 

  • Ditandai dengan sikap sadar bahwa kita semua terbuka dan telanjang di hadapan Tuhan (ay. 168). 

Sungguh Tuhan mengetahui keadaan kita dan tidak ada satu pun dapat ditutupi di hadapan-Nya. Oleh sebab itu untuk beroleh damai sejahtera, selain taat kepada Firman Tuhan, kita juga harus memiliki kehidupan terbuka alias tidak menyembunyikan apa pun di hadapan-Nya (Ibr. 4:13). Jalan yang paling cepat adalah mengaku di hadapan Tuhan memohon ampun kepada-Nya kalau kita melakukan banyak kesalahan dan kekeliruan karena pengakuan adalah awal dari pemulihan. Dengan demikian, kita akan diliputi damai sejahtera dari-Nya. Faktanya, makin banyak kita menyembunyikan persoalan, makin hati kita tidak damai sejahtera. 

Apakah kita rindu beroleh damai sejahtera sejati anugerah dari Tuhan? Taatlah kepada Tuhan ditandai dengan mencintai Firman-Nya, muliakan dan agungkan Dia serta terbukalah di hadapan-Nya maka damai sejahtera pasti dicurahkan kepada kita. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: