• TUHAN SUMBER PERTOLONGAN (JOHOR)
  • Mazmur 121
  • Johor
  • 2025-05-25
  • Pdp. Samuel Sirait
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1758-tuhan-sumber-pertolongan-johor
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
tuhan-sumber-pertolongan

Shalom, 

Tahun lalu di Ohio, Amerika Serikat, terjadi peristiwa menggemparkan bagi warga Amerika Serikat bahkan semua belahan dunia ini ketika seorang bayi usia 16 bulan ditinggal seorang diri dilengkapi beberapa botol susu sementara ibunya pergi liburan selama 10 hari. Di hari kesepuluh si ibu yang merasa lega dari healing pulang dan mendapati si bayi dalam kondisi kelaparan dan dehidrasi. Si ibu menghubungi 911 meminta pertolongan tetapi sudah terlambat; si bayi meninggal dengan tragis setelah ditinggalkan sendirian berhari-hari dalam kelaparan dan kehausan. Si ibu lalai dan gagal merawat anaknya dan berakhir dipenjara.  

Bagaimana kondisi pemazmur 121 ini? Dia sedang berada dalam situasi sangat buruk, mendesak dan membutuhkan pertolongan; buktinya dia melayangkan pandangan ke gunung-gunung mencari pertolongan (ay.1). 

Mazmur 121 termasuk mazmur ziarah yang dinyanyikan orang Israel saat melakukan perjalanan ke Yerusalem. Ada 15 mazmur ziarah dan menurut tradisi, tangga dari bait Allah berjumlah 15 dan orang Israel menyanyikan mazmur ziarah yang pertama sampai tangga kelima belas. 

Kenyataannya, walau sudah membaca Alkitab dan beribadah sungguh-sungguh, ini tidak membuat kita lepas dari persoalan/masalah atau terhindar dari kesulitan hidup. Bukankah Mazmur ini ditulis oleh orang Israel yang percaya dan mengenal Tuhan? Entah sudah berapa lama/tahun pemazmur menantikan pertolongan Tuhan dan dia menyanyikannya saat beribadah di Yerusalem. Ilustrasi: biasanya rasa sakit di hari pertama tidak langsung membuat kita menderita hebat tetapi penderitaan muncul setelah rasa sakit itu tak kunjung sembuh setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 

Bagaimana perasaan kita saat menantikan pertolongan? Tentu ada rasa panik serta takut menantikan kapan (segera atau lama) dan bagaimana pertolongan itu datang.

Herannya pemazmur tidak berhenti di pertanyaan tetapi menjawab bahwa pertolongannya ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi (ay. 2). Jujur, bukankah kita sering memiliki segudang pertanyaan tetapi jawabannya sangat minim? Namun pemazmur tidak perlu bertanya atau diyakinkan atau diingatkan orang lain tetapi dengan tegas menjawab bahwa pertolongannya ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi bukan manusia sehebat apa pun dia. 

Introspeksi: siapa dapat memberikan kita pertolongan? Orang tua, keluarga, tetangga, teman? Hanya Tuhan Pencipta alam semesta yang mampu menolong kita di saat titik terendah dalam hidup. Ia mampu menolong kita dengan seribu satu macam cara/metode. Ia mahahadir dan berkuasa menolong siapa pun juga serta dalam penderitaan macam apa pun.  

Pemazmur kemudian menulis, “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.” (ay. 3) Kaki goyah di sini kaki goyang karena tidak kuat (tidak mempunyai tenaga) berjalan. Tuhan, Sang penolong, tidak akan membiarkan kita tidak kuat berjalan menapaki hidup dalam penderitaan. Ia menguatkan kita melewati persoalan berat sekalipun. 

Penjaga kita juga tidak pernah terlelap (bhs. Ibr. nuwm = drowsy, slumber) → kondisi seseorang mengantuk terlebih dahulu hingga tertidur. Ini menjelaskan kondisi yang tidak aktif di dalam tubuh membuat kita lalai dan tidak waspada. Manusia dapat terlelap tetapi Allah tidak pernah terlelap sedetik pun. Ia tidak menurunkan penjagaan-Nya di saat kita sangat membutuhkan pertolongan. Allah selalu waspada dan peduli untuk menolong kita.

Pemazmur mengulangi lagi bahwa Penjaga Israel tidak terlelap dan tidak tertidur (bhs. Ibr. yashen = asleep). Kondisi tertidur di sini sama ketika Allah membuat Adam tertidur nyenyak saat diambil tulang rusuknya (Kej. 2:21). Jelas, Tuhan tidak pernah membiarkan kita di dalam kesesakan dan kesendirian di saat paling krusial dalam hidup kita. Allah kita selalu siuman dan sadar ketika manusia sudah tidur nyenyak. Penjagaan Allah terhadap umat-Nya berlaku setiap waktu tanpa perlu diragukan. 

Pemazmur masih mengulangi lagi, “Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.” (ay. 5)

Tuhanlah Penjaga kita, tempat kita bernaung, berteduh dan berlindung. Kata “penjaga” memiliki arti: mengawasi, mengamati, memerhatikan. Ia tidak pernah lelah dan bosan menjaga, menyertai, mengawasi dan melindungi kita. Ia mengawasi kita dari ujung kepala sampai ujung kaki; Tuhanlah tempat kita yang paling aman untuk berteduh karena Ia menjaga kita sepanjang waktu.

Kemudian pemazmur melanjutkan, “Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya.” (ay. 6-8)

Allah selalu memonitor perkembangan, penderitaan dan perjalanan hidup kita. Pertolongan dari manusia boleh tertutup tetapi kita mempunyai Tuhan, Pencipta alam semesta, yang adalah sumber pertolongan kita. Allah tidak pernah terhalang oleh keadaan sesulit apa pun untuk memastikan apakah keadaan kita baik-baik saja. Contoh: logikanya, bagaimana mungkin Yunus yang ditelan ikan besar selama tiga hari tiga malam masih hidup dan tubuhnya tidak hancur dilumat ikan? Terbukti Allah berkuasa menjaga dan menolong (sekaligus menegur)  Yunus sehingga tubuh Yunus tidak hancur di dalam perut ikan besar.  

Sungguh Tuhan tidak pernah terlelap atau tertidur, Ia sumber pertolongan kita. Oleh sebab itu jangan mengandalkan manusia atau kemampuan, kekuatan dan pengalaman sendiri. Berharaplah kepada Tuhan dan yakinlah Ia mampu menolong apa pun kondisi dan situasi yang kita hadapi. Ingat, sumber pertolongan sejati adalah dari Tuhan. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: