• KETIKA TUHAN DI PIHAK KITA (JOHOR)
  • Mazmur 124
  • Johor
  • 2025-06-15
  • Pdt. Sonny J. Garing
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1764-ketika-tuhan-di-pihak-kita-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
ketika-tuhan-di-pihak-kita

Shalom. 

Dapat dibayangkan betapa leganya seekor anak singa yang dicekam ketakutan karena dikepung oleh beberapa serigala ketika melihat induk singa datang menyelamatkannya! Kondisi seperti ini dialami oleh penulis Mazmur 124.

Bagaimana pemazmur (juga kita) merespons pertolongan Tuhan karena Ia berpihak kepadanya (juga kita)? 

  • Tidak lupa menyaksikan kebesaran-Nya (ay. 1-5).  

Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita,...” diulang dua kali menunjukkan pentingnya pernyataan ini untuk mendapatkan perhatian pembaca.  

Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita” berbentuk kalimat pengandaian untuk mengungkapkan suatu kemungkinan. Contoh: saat itu Daud mengajak/menghimbau seluruh bangsa Israel untuk memperkatakan/ menyaksikan bahwa jika bukan Tuhan memihak mereka maka mereka sudah binasa. 

Mazmur 124 masih termasuk nyanyian ziarah yang mana Tuhan memerintahkan orang Israel untuk melakukan perjalanan dari tempat masing-masing mendaki menuju Yerusalem sambil menyanyi untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan tiga kali setahun yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun (Ul. 16:16). 

Salah satu nyanyian orang Israel saat mendaki ialah “jikalau bukan Tuhan memihak kepada kita, kita akan sudah binasa ditelan hidup-hidup oleh musuh”. Dari nyanyian ziaran ini, mereka disadarkan untuk tidak melupakan karya Tuhan yang luar biasa di dalam kehidupan mereka.  

Jelas TUHAN itu ada/eksis dan membuka relasi dengan umat-Nya namun sering kita meragukan keberadaan-Nya kemudian mengajukan pertanyaan kepada Tuhan,  “Di mana Engkau Tuhan saat aku sakit?” atau “ Mengapa Engkau tidak menolong menyelesaikan masalah ekonomiku?” dst. Benarkah Tuhan tidak ada dan tidak peduli kepada kita? Bukankah kita boleh hidup hingga saat ini oleh karena Tuhan, Pencipta langit dan bumi (Kis. 17:24–25)?

Aplikasi: hendaknya kita sadar jika Tuhan tidak menolong, kita sudah lama binasa. Untuk itu kita patut menyaksikan kebaikan Tuhan atas kehidupan kita. Jangan malah datang ke rumah Tuhan karena ter(di)paksa juga karena jadwal pelayanan. Biarlah kedatangan kita ke gereja termasuk pelayanan digerakkan oleh ucapan syukur atas pertolongan Tuhan dalam hidup kita.  

Pemazmur Daud menuliskan hal-hal mengerikan bagaimana manusia bangkit melawan mereka, mau menelan mereka hidup-hidup bagaikan air sungai yang meluap-luap menghanyutkan dan melingkupi mereka. Ingat peristiwa tsunami Aceh, 26 Desember 2004, yang menelan korban ratusan ribu orang? Dalam Mazmur 124, disebutkan  bangsa Israel terluput dari amarah manusia yang meluap-luap bak air yang mau menghanyutkan oleh sebab Tuhan hadir di tengah-tengah mereka. 

Juga peristiwa Daud melawan (raksasa) Goliat yang ditakuti oleh semua orang Israel termasuk Raja Saul. Namun Daud melihat Tuhan jauh lebih besar dari Goliat. Perhatikan, seberapa besar persoalan kita, Tuhan jauh lebih besar dari permasalahan kita. 

Introspeksi: sudahkah kita ada di pihak Tuhan? Kenyataannya, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka bukan datang kepada Tuhan tetapi malah menjauhkan/menyembunyikan diri dari-Nya (Kej. 3:10). Solusi satu-satunya agar manusia berdosa dapat kembali kepada Tuhan dan berelasi intim dengan-Nya ialah Tuhan datang mencari dan menemui orang berdosa. Terbukti ini digenapkan dengan kematian Yesus disalib agar manusia dapat berelasi kembali dengan Allah dan menjadi bagian dari keluarga Allah (1 Ptr. 3:18). Jelas, bukan karena kekuatan, kemampuan, kepintaran dan kekayaan, kita yang berada di jalan kebinasaan dan kegelapan ditarik keluar kembali kepada Bapa untuk masuk ke dalam jalan kehidupan. 

  • Tidak lupa berterima kasih kepada-Nya (ay. 6).

Setelah mengalami perbuatan tangan Tuhan yang besar nan dahsyat, kita mengembalikan segala puji dan hormat kepada Tuhan.

Ironis, justru salah satu keadaan manusia pada akhir zaman ini ialah tidak tahu berterima kasih (2 Tim. 3:1-5).  Juga disebutkan menjalankan ibadah tetapi memungkiri kekuatannya; maksudnya melakukan pelayanan sekadar memenuhi liturgi gereja tetapi hati jauh dari Tuhan serta meragukan kuasa-Nya.  

Pemazmur patut berterima kasih dan mengembalikan segala pujian kepada Tuhan yang tidak menyerahkan dan membiarkan bangsa Israel menjadi mangsa juga terluput dari jerat (ay. 6-7).

Berbicara tentang jerat, perangkap ini dibuat secara diam-diam agar mangsa yang terjerat tidak mudah lolos. Daud mengeluhkan soal perangkap yang dipasang oleh seseorang untuk mencelakakan dirinya tanpa alasan (Maz 35: 7). Kemungkinan orang itu tidak suka melihat keberhasilan Daud maka dia memasang jerat tanpa alasan supaya Daud terjerat. Ilustrasi: tidaklah mudah untuk melepaskan diri jika sudah terperangkap dalam jerat, makin meronta-ronta, makin erat jeratan yang mengikatnya kecuali ada seseorang melepaskannya. 

Aplikasi: hanya ada satu Pribadi, Tuhan Yesus Kristus, yang mampu melepaskan kita dari jerat dosa yang mengikat. Ia berkuasa menolong dan memulihkan persoalan batiniah kita. Pertolongan dapat datang melalui Firman Tuhan yang disampaikan di mimbar maupun perenungan pribadi atau dari nasihat hamba Tuhan atau pemimpin rohani.  

Waspada, perjuangan kita di zaman akhir ini ialah melawan tipu muslihat iblis dengan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:10-12). Kita dapat menggunakan senjata terang dengan baik oleh karena Tuhan mengaruniakan kekuatan kepada kita. Kemenangan atas dosa dan Iblis terjadi dengan kematian Yesus disalib. Oleh sebab itu kita patut mengembalikan pujian hanya bagi Tuhan yang telah melepaskan kita dari jerat muslihat si Jahat. 

Kesimpulan, pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi (ay. 8). Tuhan menjadi sumber pertolongan yang dapat menyelesaikan masalah asal kita berpegang kembali kepada-Nya sebab tidak ada satu pun kuasa di dunia ini yang dapat menandingi Tuhan, Pencipta alam semesta.

Betapa berbahagia kita jika Tuhan ada di pihak kita, kita dilepaskan dari kepungan musuh (Iblis) juga jerat tipu muslihatnya. Sebagai respons atas pertolongan-Nya, kita tidak boleh lupa menyaksikan kebesaran Tuhan serta berterima kasih kepada-Nya. Dengan demikian Nama Tuhan yang berkuasa atas langit dan bumi makin banyak didengar dan dikenal oleh mereka yang masih hidup dalam kegelapan dosa. Amin. 

  • Video Youtube Ibadah: