Shalom,
Kita harus memerhatikan setiap taburan Firman Tuhan yang masuk dalam hati untuk membangun masa depan pribadi sebab anak tidak dapat terus bergantung kepada orang tua yang makin bertambah umur makin melemah; demikian pula orang tua tidak dapat mengandalkan anak sepenuhnya. Oleh sebab itu setiap pribadi harus memprioritaskan Tuhan di atas segalanya karena hanya Dia yang sanggup membangun hidup kita (Mzm. 127:1) dari titik terendah melalui Firman-Nya. Buktinya, Raja Salomo yang kaya raya dan berhikmat luar biasa mengakui bahwa jika bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya (Mzm. 127:1). Dengan kata lain Salomo tidak dapat mengandalkan kekayaan dan akal budinya sendiri tetapi Tuhan semata. Bukankah banyak terjadi pesta perkawinan mewah menghabiskan uang milyaran tetapi hanya dapat bertahan seumur jagung dan berakhir dengan perceraian?
Sungguh Tuhan sangat baik kepada kita dan berbahagialah orang yang takut kepada-Nya. Tahukah bukan harta, gelar/titel, kedudukan menjadi kompas hidup tetapi Firman Tuhanlah satu-satunya kompas hidup kita agar kita tidak tersesat? Biarkan Tuhan menjadi acuan utama – Tuhan harus dilibatkan dan hukum-Nya ditegakkan – di dalam setiap rumah tangga.
Apa karakteristik orang yang hidup takut akan Tuhan? Hidupnya tidak tercela – tidak suka berbohong, tidak mudah iri hati, tidak melakukan kejahatan tetapi menuruti Firman Tuhan dan mencari Dia dengan segenap hati.
Harus diakui jemaat Tuhan menghadapi masa-masa sukar baik dalam perkuliahan maupun pekerjaan tetapi jangan khawatir akan masa depan, Firman Tuhan berkuasa memberikan petunjuk jalan/kompas untuk dilewati.
“Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu” (ay. 2)
Kita harus hidup bersahaja dan menikmati gaji serta pemasukan yang diperoleh. Yang penting kita hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Buanglah sifat egosentris, sombong, mata duitan dll. dari perbendaharaan jiwa kita; sebaliknya, isilah dengan apa yang dikehendaki Tuhan maka kita akan mendapatkan kebahagiaan.
“Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu. Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu.” (ay. 3)
Walau suami tampak kekar nan kuat (fisik), dia tetap perlu didukung oleh istri. Dengan demikian istri menjadi pohon anggur yang subur dalam rumah tangga yang menarik kuasa dan kemuliaan Tuhan turun. Istri menopang suami dalam pekerjaan dan pelayanan.
“Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun.”
Anak-anak perlu mendapatkan asupan bergizi itulah pengajaran Firman Tuhan demi generasi penerus. Anak muda menjadi pasukan Allah dalam kebenaran. Rumah tangga yang bahagia menjadi kesaksian hidup bagi orang-orang di sekitar dan mendorong mereka untuk mempelajari apa dan siapa yang membuat kita bahagia tanpa kita perlu banyak bicara.
“Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.” (ay. 4)
Walau Daniel dan teman-temannya hidup di negeri pembuangan, iman mereka tetap teguh. Mereka tetap tidak menyembah raja sekalipun diancam hukuman mati.
Aplikasi: Tuhan mampu mengubah keadaan yang kelihatan menakutkan asalkan kita mengandalkan Dia sementara kita tetap berdoa.
Biarlah setiap hati dan jiwa ditarik kepada Nama Tuhan yang ajaib sebab Ia mengenal siapa kepunyaan-Nya dan setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan (2 Tim. 2:19) sebab kita adalah perabot rumah untuk tujuan mulia dan berguna bagi Tuhan (ay. 20-22). Jadi rumah tangga yang diberkati Tuhan bukan untuk dinikmati sendiri.
Waspada, ketidakmurnian hati menjadi penghalang berkat Allah turun. Memang ada penghalang dari luar (ketatnya saingan dll.) menyebabkan kesulitan dalam mencari pekerjaan tetapi hati kita yang tidak murni dalam berelasi dengan Tuhan juga membuat tidak layak menerima berkat Allah. Bila hubungan kita dengan Tuhan terus bertumbuh maka Tuhan menjadi batu penjuru dan kita menjadi jemaat yang hidup (rohani).
Aplikasi: berikan diri dikuduskan/dimurnikan oleh Firman Tuhan untuk dipakai menjadi alat kebenaran-Nya di dalam rumah tangga Allah yang mulia.
Hendaknya kita menyimpan hukum, titah dan ketetapan Tuhan dengan hati murni menjadi iman untuk melayani Tuhan maka kebahagiaan dari tempat mahatinggi diberikan kepada suami, istri, anak-anak serta keluarga besar Allah. Masa depan kita tidak ditentukan oleh manusia siapa pun tetapi bagaimana hati kita menyimpan dan menuruti peraturan Tuhan yang telah ditetapkan oleh-Nya agar kita menjadi keluarga yang berbahagia. Amin.