• SERUPA DENGAN YANG DIPUJA
  • Mazmur 135
  • Lemah Putro
  • 2025-09-07
  • Pdp. Arnold N Sutandharu
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1777-serupa-dengan-yang-dipuja
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
serupa_dengan_yang_dipuja

Shalom,

Mazmur 135 bagaikan “burger” berisi daging, sayur, keju, mayonnaise di tengah tumpukan roti bagian atas dan bagian bawah. Mengapa? Karena Mazmur ini bersifat (1) mozaik, merupakan kompilasi dari kutipan ayat-ayat lain di Alkitab (Mzm. 134:1; 115:4-8; Yer. 10:10-13 dll. juga (2) dibuka (ay. 1-3) dan ditutup (ay. 19-21) dengan tema yang sama bagaikan “irisan roti di atas dan bawah” yang mengajak pembaca dan pendengar untuk memuji Tuhan.

Mazmur 135 diawali dan diakhiri dengan kata “Haleluya” sebagai ajakan, dorongan, dan perintah untuk memuji (Nama) Tuhan. Ketika mendengar atau membaca Nama Tuhan, kita sedang berbicara mengenai sifat/karakter Tuhan. Kita sudah sepatutnya memuji Tuhan sebab Ia baik, adil, berkuasa, penuh belas kasihan dst. Kita memuji Tuhan bukan karena kita sudah diberkati, sedang berbahagia atau berjaya tetapi kita memuji Dia sebab Tuhan tetap Tuhan tidak terpengaruh oleh keadaan apa pun di dunia ini.

Tahukah Tuhan menyatakan diri dari Sion/Yerusalem tetapi kuasa-Nya sampai ke ujung bumi? Buktinya?

  • Haleluya (bhs. Ibr. halal = praise the LORD, praise the name of the LORD, to shine = pujilah (nama) Tuhan, bersinarlah). Maksudnya, hamba-hamba Tuhan dan dan orang-orang yang melayani di rumah Allah memuji dengan jelas, nyata, spektakular, tindakan memuji yang dapat dilihat oleh orang lain (ay. 1-3).
  • Pujilah Tuhan (bhs. Ibr. barak = to bless, to kneel = memberkati, berlutut) kaum Israel, kaum Harun, kaum Lewi dan orang-orang yang takut akan Tuhan, terpujilah Tuhan dari Sion (ay. 19-21). Maksudnya, memuji Tuhan dengan sikap berlutut, khidmat, tenang dan hormat.

Jadi, memuji Tuhan dapat dilakukan dengan mencerminkan cahaya kemuliaan Tuhan atau memuji (Nama) Tuhan dengan khidmat dan hormat. Ada kalanya kita memuji Tuhan dengan spektakuler namun di waktu lain kita merenung, mendekat, memuji Tuhan dengan khidmat nan syahdu.

Siapa yang harus memuji Tuhan?

  • Hamba-hamba Tuhan,
  • Orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan,
  • Kaum Israel,
  • Kaum Harun → imam-imam
  • Kaum Lewi → bukan imam tetapi bekerja di lingkungan rumah Tuhan
  • Orang-orang yang takut akan Tuhan.

Introspeksi: apakah kita termasuk orang yang takut akan Tuhan? Kita berada di dalam rumah Tuhan bahkan melayani Dia, sudahkah kita mencerminkan cahaya kemuliaan Tuhan saat memuji Dia juga memuji-Nya dengan sikap hormat?

Sesungguhnya kegiatan bermazmur/memuji Tuhan membawa efek samping yakni kita merasa senang dan bahagia. Ilustrasi: kita akan merasa senang ketika memuji (dengan tulus) orang yang kita kasihi.

Masalahnya, apa tujuan utama kita beribadah dan memuji Tuhan?

  • Kita menyelaraskan hati, pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan.

Saat memuji Tuhan, kita menyelaraskan diri kita dengan-Nya. Hati nurani kita harus meningkat standarnya sampai pada standar kekudusan Tuhan; pikiran kita harus dipenuhi dengan pemahaman akan kebenaran Tuhan, hati mengalami kasih Tuhan dan kehendak kita diselaraskan dengan kehendak-Nya. Maksudnya, betapa pun kacau dan runyamnya hati kita karena kondisi yang sama sekali tidak baik, pikiran, hati dan perasaan kita tetap diselaraskan dengan Tuhan dan percaya serta memuji Dia karena Ia telah memulai segala yang baik dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya atas kita. Hati tetap tunduk pada kebenaran Firman Tuhan bahwa

Ia baik dan melakukan yang baik bagi orang yang mengasihi-Nya. Jujur, tidaklah mudah menundukkan hati kepada Tuhan.

Introspeksi: apakah kita beribadah dan memuji Tuhan untuk mendapatkan perasaan senang karena merasa diri baik, diberkati Tuhan? Atau merasakan kehadiran Tuhan? Perhatikan, perasaan baik bukanlah tujuan utama untuk datang beribadah. Kita datang kepada Tuhan apa pun kondisi hati (senang, sedih, gelisah, bahagia) untuk memuji dan bersyukur kepada-Nya sebab Ia baik.

  • Karena kita milik kesayangan Tuhan (ay. 4-7).

Alasan utama/primer dan fundamental Israel (juga kita) memuji Tuhan ialah mereka (juga kita) telah dipilih menjadi milik kesayangan-Nya (biji mata-Nya; Ul. 32:9-10). Ia mengawasi, menjaga dan melindungi dengan sigap dan cepat dalam bertindak. Tahukah kita dipilih menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan hati-Nya sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:4-6)?

Sebenarnya, kita adalah orang kafir bukan keturunan Yakub/Israel dan di luar Tuhan Yesus Kristus; kita tidak ada kena mengena dengan Allah sehingga pujian dan penyembahan kita kepada-Nya tidak berkenan di hadapan-Nya sebab kita adalah pelaku dosa dan musuh Allah. Ilustrasi: ketika seorang anak kumuh, lungset, lusuh mendekati kita kemudian mengaku-aku kita ayahnya sambil menyerahkan dompet curiannya untuk diberikan kepada kita, tentu kita akan menolak karena dia bukan anak kita.

Aplikasi: ketika bergereja dan memuji Tuhan, pastikan kita sudah di dalam Tuhan Yesus Kristus; jangan bergantung pada iman orang tua atau iman suami/istri. Kita harus mandiri menyerahkan diri dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

  • Karena Tuhan itu besar, berdaulat dan berkuasa (ay. 5-7).

Terlihat kontras sekali ketika Tuhan memilih Yakub, penipu dan pelarian, juga bangsa Israel yang kecil dan suka memberontak apalagi kita, bangsa kafir, dipilih oleh-Nya yang berdaulat dan berkuasa atas semua. Sungguh kita tidak pantas dan layak mendapat pemilihan dan anugerah besar semacam itu!

Perhatikan, pemilihan Tuhan terhadap Israel bukan sekadar omong kosong tetapi dibuktikan dengan tindakan aktif yakni Ia hadir dengan kekuatan-Nya menurunkan tulah, memukul mati anak-anak dan hewan sulung Mesir, mengadakan tanda-tanda ajaib dll. untuk membebaskan Israel (ay. 8-14).

Tuhan tidak bekerja sendiri tetapi juga melibatkan bangsa Israel dengan memukul kalah banyak bangsa juga membunuh Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja raksasa. Bahkan Tuhan menjamin masa depan orang Israel dengan memberikan tanah bangsa-bangsa itu menjadi milik pusaka Israel, umat-Nya. Oleh sebab itu sudah sepantasnya Tuhan diingat, dipuji dari generasi ke generasi berikutnya (ay. 13).

Aplikasi: orang tua yang takut akan Tuhan dan dipilih oleh-Nya bertanggung jawab terhadap anak-cucu agar jangan melupakan Nama Tuhan; sebaliknya, pastikan mereka mengenal Tuhan dan memuji Dia dari generasi ke generasi.

Ternyata Tuhan tidak hanya memberikan perlindungan tetapi juga keadilan bagi umat-Nya (ay. 14). Ia membela mereka yang terpuruk karena ketidakadilan. Saat pemimpin dan para imam tidak berlaku adil, Tuhan akan menghantam mereka demi menegakkan keadilan. Namun Ia sayang dan bermurah hati kepada mereka yang menjadi korban ketidakadilan.

Pemazmur juga mennyinggung masalah berhala. Apa itu berhala? Segala sesuatu di hadapan Tuhan yang menghalangi kita untuk langsung ketemu dengan-Nya. Contoh: bangsa Israel membuat pantung anak lembu emas berdiri di hadapan Tuhan dan mencuri perhatian serta mengalihkan pujian mereka kepada Tuhan yang hidup. Jelas pemberhalaan mengerdilkan manusia dan menyakiti hati Tuhan.

Apa tindakan Tuhan terhadap penyembah berhala emas dan perak yang mati buatan manusia – mempunyai mulut tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga tetapi tidak dapat mendengar, juga tidak bernapas (ay. 14-17)? Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuat berhala dan percaya kepadanya (ay. 18) – mereka mati sia-sia, hampa, tidak ada gunanya. Mereka tidak akan berdiri pada batu karang yang kukuh tetapi masuk penghakiman dan kematian kedua itulah dilempar ke dalam lautan api kekal.

Apa bentuk berhala bagi kita sekarang? Takhta, harta dan wanita. Waspada, kalau takhta/kekuasaan menjadi berhala, kita akan menghalalkan segala macam cara demi meraup kekuasaan. Hati nurani dan pikiran kita tidak lagi selaras dengan kehendak Tuhan tetapi fokus bagaimana caranya agar kita makin berkuasa. Kita membayangkan berbagai trik tipu daya untuk menjatuhkan orang lain supaya kita lebih berkuasa. Nurani menjadi tumpul karena tega mematikan lawan kita. Seluruh hidup kita diarahkan kepada kekuasaan dan tega mengorbankan segala sesuatu termasuk anak demi meraih kekuasaan yang lebih tinggi. Belum lagi haus akan harta dan wanita!

Yang menarik, berhala bangsa-bangsa itu adalah perak dan emas buatan tangan manusia. Sebenarnya emas dan perak adalah hal yang baik dan berharga dalam kehidupan kita namun sayang mereka berdiri di hadapan Allah menjadi berhala bagi kita. Hati-hati, hal-hal baik dan berharga seperti anak, pekerjaan, pelayanan dapat menjadi berhala yang berdiri menghalangi kita dan Allah sehingga kita tidak dapat melihat Dia. Bukankah sering terjadi kesibukan kita dalam pelayanan juga uang yang diamanahkan untuk dikelola malah membuat kita tidak bertemu Tuhan dan memuji-Nya? Jadi, berhala adalah segala sesuatu yang bukan Tuhan tetapi berdiri di antara kita dan Tuhan yang menyerap perhatian kita. Bahkan tak jarang kita mengharapkan berkat, kesejahteraan, kedamaian dari berhala tersebut.

Kini kita mengerti apa tujuan kita memuji Tuhan yakni karena Ia berdaulat penuh atas kita, umat yang dikasihi- Nya. Untuk itu kita harus menyelaraskan hati, pikiran dan perasaan kita dengan-Nya. Kita makin mendekat kepada Tuhan dan memuji-Nya, membuang semua berhala yang menghalangi perjumpaan kita dengan-Nya dan makin hari makin serupa dengan-Nya dalam kematian maupun kebangkitan-Nya. Sikap, tindakan dan perilaku semacam ini selaras dengan-Nya dan diperkenan oleh-Nya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: