• SERUPA DENGAN YANG DIPUJA (JOHOR)
  • Mazmur 135
  • Johor
  • 2025-09-07
  • Pdt. Setio Dharma K
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1778-serupa-dengan-yang-dipuja-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
serupa-dengan-yang-dipuja

Shalom,

Pernahkah Anda memerhatikan seseorang memuja idolanya dan ingin menjadi seperti sang idola? Misal: fans Michael Jackson berusaha meniru penampilan, gaya bicara dan gerakan dancing sang idola. Tentu hari-harinya dipenuhi dengan memikirkan, melihat, meniru kehidupan idolanya tersebut.

Apa kata Firman Allah berkaitan dengan prinsip “serupa dengan yang dipuja”? Kalau seseorang membuat berhala dan percaya kepadanya maka dia akan seperti berhala itu (Mzm. 135:18). Pribadi siapa yang ingin kita tiru/contoh? Apakah kita mau menjadi seperti Yesus dan hari-hari kita memikirkan rekam jejak-Nya?

Mazmur 135 diawali dengan kata “Pujilah Tuhan”. Mengapa kita diminta untuk memuji Tuhan bila kita mau serupa dengan Dia yang kita puja?

  • Sebab Dia baik (ay. 3).

Buktinya, Tuhan tetap memberikan napas dan sinar matahari untuk dinikmati oleh para penjarah dan pelaku tindakan anarkis yang tidak puas dengan kinerja pejabat negara saat mereka berdemonstrasi. Tuhan baik terhadap mereka yang melakukan kejahatan; terlebih lagi bagi mereka yang melakukan kehendak-Nya. Oleh sebab itu hendaknya kita membiasakan diri untuk bersyukur atas karunia dan napas yang masih diberikan kepada kita sebab Ia baik.

  • Sebab Tuhan memilih kita (ay. 4).

Kita dipilih menjadi imamat rajani dan bangsa yang kudus kepunyaan Allah untuk memberitakan perbuatan- perbuatan-Nya yang besar (1 Ptr. 2:9). Kita dahulu bukan umat Allah tetapi sekarang menjadi umat-Nya dan beroleh belas kasihan (ay. 10).

Bila di antara anak muda terpilih menjadi pemain sepak bola Timnas, ini disebabkan karena kelincahan dan larinya yang cepat. Namun kita dipilih bukan karena kehebatan kita tetapi berdasarkan kasih karunia semata sebab kita adalah orang berdosa. Oleh sebab itu hendaknya kita menghargai identitas “umat pilihan” itu. Di mana pun kita berada dan dalam kondisi apa pun, kita tetap memuliakan Tuhan.

Setelah kita tahu mengapa kita harus memuji Tuhan, sekarang kita perlu mengenal siapa Tuhan yang kita puji ini. Apakah Dia sama seperti berhala-berhala bangsa-bangsa? Sama sekali tidak! Mari kita selidiki keunikaan-Nya!

  • Tuhan adalah Pencipta yang mahakuasa (ay. 7).

Mereka yang mengagumi Michael Jackson pasti tahu sepak terjangnya; apakah kita mengenal pribadi Tuhan yang kita puja? Tuhan kita itu seperti apa? Ia Pencipta yang mahakuasa.

Dalam tradisi kuno, dewa-dewa dikaitkan dengan fenomena alam, contoh: Nyi Roro Kidul “berkuasa” di pantai Selatan, ada dewa petir, dewa laut dll. tetapi Tuhan kita lebih berkuasa dari siapa pun, berkuasa atas fenomena alam juga atas masalah yang kita hadapi. Masalah apa yang sedang kita alami saat ini? Jangan salah paham dengan Tuhan ketika kita berdoa meminta kesabaran tetapi kita malah menghadapi orang yang dapat membuat emosi kita melonjak. Meminta kesabaran tentunya terlihat saat menghadapi berbagai masalah dan tekanan. Tetaplah ingat bahwa Tuhan itu baik dan berkuasa menyelesaikan masalah kita!

  • Tuhan adalah Pembebas yang setia (ay. 8-13).

Kesetiaan Tuhan dibuktikan bahwa Ia tidak hanya membebaskan bangsa Israel dari Mesir tetapi juga memberikan tanah bangsa-bangsa menjadi milik pusaka umat-Nya. Kesetiaan-Nya luar biasa, Ia bertindak mengalahkan Sihon,

raja orang Amori, memukul kalah banyak bangsa, membunuh raja-raja yang kuat. Bagi bangsa Israel, Yehova adalah Pembebas yang setia – Ia membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

Introspeksi: apakah kita masih diperbudak oleh dosa? Oleh kepahitan? Dendam? Ingat, ada satu Pribadi yang sanggup membebaskan dan Ia setia itulah Tuhan kita. Ia sanggup memperbaiki kehidupan nikah kita yang rusak, rasa kebencian kita hilang bahkan kita dapat mengampuni orang dst. Oleh karena Ia sudah membebaskan kita maka kita dapat berkata, “Haleluya, Pujilah Tuhan!

Setelah mengenal Pribadi Tuhan yang hidup dan berkuasa, Mazmur 135 memberikan peringatan serius untuk berhati-hati terhadap siapa yang kita puja! (ay. 15-18).

Perhatikan, pembuat dan penyembah berhala akan menjadi seperti berhala itu sendiri yang mempunyai mulut tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak melihat, mempunyai telinga tetapi tidak dapat mendengar bahkan tidak dapat bernapas; dengan kata lain orang itu mati (tidak mempunyai kepekaan, tidak mempunyai simpati dan empati).

Tahukah berhala bangsa-bangsa itu sangat mulia karena terbuat dari perak dan emas? Hati-hati! Kalau kita memuja uang, emas dan perak, hari-hari kita akan dipenuhi dengan keinginan akan benda-benda itu dan pikiran akan konsentrasi/fokus kepadanya padahal emas, perak, uang adalah berhala yang mati. Harus diakui kita memang membutuhkan uang, emas dan perak untuk kelangsungan hidup tetapi mereka bukan segalanya hingga kita menjadi workaholic dan dibutakan akan kesehatan jasmani maupun rohani. Ingat, seberapa banyaknya kelimpahan uang dan emas, semua tidak dapat dibawa mati. Contoh: pangeran Al-waleed bin Khaled Al-Saud dari Arab Saudi mengalami kecelakaan di London saat berumur 16 tahun dan meninggal (19 Juli 2025) setelah koma selama 20 tahun. Tak terhitung berapa banyak uang yang dikeluarkan oleh keluarga yang kaya raya ini untuk biaya pengobatan medis! Terbukti kita lebih membutuhkan Tuhan ketimbang uang yang tidak dapat menjamin hidup/matinya seseorang!

Selain emas dan uang, berhala modern saat ini ialah gadget sehingga muncul istilah HP mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang dekat. Buktinya, keluarga berkumpul bersama tetapi tidak ada komunikasi sebab masing-masing sibuk dengan HP. Akibatnya, suami/istri lupa pasangannya gara-gara HP, orang tua mengabaikan anak karena HP; demikian pula anak tidak menghormati orang tua gara-gara HP.

Namun jelas, mereka yang berharap kepada Tuhan dan menjadi penyembah-Nya akan hidup, mulut mereka memuji Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Segala sesuatu butuh Tuhan karena seberapa kaya pun seseorang, uang dan harta tetap ada batasannya!

Ketika kita menyadari bahwa menyembah Tuhan mengubah hidup kita menjadi serupa dengan-Nya, respons alami kita adalah berseru untuk memuji-Nya!

    • Seruan untuk memuji Tuhan bagi semua kalangan (ay.19-20): Israel, Harun, Lewi, semua yang takut akan Tuhan. Tidak ada yang tidak berbakat dalam menyembah Tuhan. Lakukan bagian kita dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
    • Tuhan yang berdiam di Sion (ay.21)

Tuhan bersemayam di Surga (transenden) tetapi juga dekat dengan kita (imanen), buktinya Roh Kudus berdiam dalam kita yang adalah bait-Nya (1 Kor. 3:16).

Marilah kita menyembah Yesus (bukan berhala) untuk menjadi serupa dengan Dia.

Maukah kita setiap hari menyembah dan memuji Tuhan (tanpa doa minta-minta) karena Dia baik, Pembela yang setia, Pencipta yang berkuasa? Segala sesuatu dapat diselesaikan oleh-Nya sesuai dengan waktu-Nya. Jangan pernah mengatur Tuhan dan menempatkan emas, perak, dan uang (benda mati) di atas Tuhan walau kita membutuhkannya karena mereka bukan segalanya. Selain itu, kita mengajak orang lain untuk menyembah dan fokus kepada Pribadi Tuhan bukan kepada diri sendiri bukan pula kepada uang, emas dan perak. Dengan melakukan prinsip “serupa dengan yang dipuja” di atas, kita akan betul-betul diubah menjadi serupa dengan Tuhan yang kita sembah. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: