Shalom,
Kita, umat Tuhan, diperlengkapi dengan senjata terang dari tempat mahatinggi untuk menghadapi musuh kita, Iblis, yang gencar menyerang kita terutama di akhir zaman ini.
Senjata terang apa yang dimaksud oleh Mazmur 136?
Firman Tuhan adalah Pribadi Tuhan sendiri. Jika kita sungguh-sungguh membacanya, ada hal yang terpancar dari Firman tersebut, yakni: “bersyukurlah kepada Dia karena untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” yang tertulis dari awal sampai akhir Mazmur 136 ini. Bagi siapa? Bagi umat-Nya yang ditebus oleh darah-Nya. Contoh: bangsa Israel dikeluarkan dari perbudakan Mesir melalui mukjizat-mukjizat dan darah domba/kambing yang dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas rumah-rumah orang Israel (Kel. 12:5-7). Ini menjadi tanda keselamatan bagi siapa pun yang mau taat melakukannya.
Aplikasi: kita beroleh keselamatan bila taat kepada Tuhan dan menghargai kurban Kristus. Jangan mengabaikan kasih setia-Nya dengan menghina Firman Tuhan juga kurban-Nya! Sebaliknya, kita harus menghargai tubuh dan darah Yesus dengan sikap hormat karena mengandung keselamatan dan membawa kita sampai kepada kesempurnaan untuk masuk ke tanah perjanjian itulah Yerusalem baru.
Dahulu bangsa Israel keluar dari Mesir lalu diberi undang-undang itulah 10 perintah Allah (Kel. 20:3-17) untuk dilakukan; kini kita diberi hukum kasih sebagai kebenaran Firman Tuhan untuk dipraktikkan yaitu mengasihi Tuhan juga mengasihi sesama.
Apa yang harus kita pahami tentang Tuhan untuk mengenal Dia dan diperkenan oleh-Nya? "Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Yer. 9:24)
Tuhan menyukai mereka yang memahami dan mengenal kasih setia-Nya yang ditujukan kepada siapa pun. Oleh sebab itu jangan mengabaikan kasih setia-Nya apalagi menolak/membencinya. Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Menyembah Dia sebagai satu-satunya Tuhan yang telah menyelamatkan, memelihara dan membela kita. Kita diselamatkan dan menjadi anak yang dikasihi-Nya sehingga dapat melihat perkara-perkara di Surga serta diperkenan oleh-Nya. Kita mengalami kelahiran baru dan diperlengkapi dengan Roh Kudus serta diberi kuasa (Yoh. 1:4-5, 12) menjadi pasukan Allah yang berkemenangan. Oleh sebab itu jangan kita mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30)– mematikan/memadamkan Roh Kudus (1 Tes. 5:19) – menghujat Roh Kudus (Mrk. 3:29).
Waspada, kita mendukakan Roh Kudus oleh karena ketidaktaatan. Bukankah Tabernakel didirikan dengan maksud agar bangsa Israel taat? Ketaatan dimulai dari percaya – bertobat – lahir baru lalu hidup dipimpin oleh Roh (Gal. 5:18) dan bergaul dengan Allah seperti dialami oleh Henokh (Kej. 5:22) dan Nuh (Kej. 6:9).
Sekarang bagaimana kita memahami tentang keadilan? Tuhan itu adil, siapa mau mengaku dosa akan beroleh pengampunan. Kita membutuhkan pengampunan dan rindu selalu mau dibarui/disucikan dengan air dan Firman (Ef. 5:26) hingga masuk kota Yerusalem baru. Pengalaman ketidaktaatan bangsa Israel harus menjadi peringatan bagi kita (1 Kor. 10:5-10). Ingat, dunia ini sedang lenyap tetapi siapa yang melakukan Firman Allah tetap hidup selama-lamanya (1 Yoh. 2:17).
Ada yang harus kita pahami supaya tidak mencontoh/meniru sikap bangsa Israel yang menyebabkan Tuhan marah?
- Jangan mengingini hal-hal yang jahat,
- Jangan menjadi penyembah berhala,
- Jangan melakukan percabulan,
- Jangan mencobai Tuhan,
- Jangan bersungut-sungut.
Jujur, bukankah kita mudah dan cepat mengomel/bersungut-sungut kalau melihat dan merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan hati disebabkan karena iri hati? Firman Tuhan mengingatkan berapa talenta pun yang kita miliki (1, 2, atau 5 talenta) kerjakan dengan tekun tanpa mengomel tetapi bersyukur, Ia akan memberikan imbalan sesuai kemampuan kita. Bukankah mukjizat perbanyakan 5 roti dan 2 ikan terjadi setelah Yesus berdoa mengucap syukur dan berkat (Mat. 14:13-21)?
Introspeksi: apakah kita suka bersyukur atas pemberian dari Tuhan apa pun bentuknya? Suka bersyukur merupakan sifat/karakter dari anak-anak Allah. Jangan malah meniru karakter orang zaman sekarang yakni mencintai diri sendiri dan menjadi hamba uang (2 Tim. 3:2-4)!
Marilah kita senantiasa bersyukur atas kasih setia Tuhan dan meniru/mencontoh karakter-Nya yang mana kasih setia-Nya tidak terukur tinggi, dalam, lebar dan panjangnya! Kasih setia-Nya yang terbesar dan utama dibuktikan dengan pengurbanan Anak tunggal-nya, Yesus, untuk menyelamatkan kita dari belenggu dosa berlanjut dikuduskan menjadi umat yang dikasihi-Nya hingga kelak kita akan bersanding dengan-Nya di Yerusalem baru selamanya. Amin.